Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.
Awal tahun 2025 saya awali dengan riding ke rumah bestie di daerah Serpong. Tepatnya di perumahan Batan Indah. Ia merupakan bestie saya sejak SMP.
Kami berpisah saat lulus SMP. Ia dan keluarga pindah ke Serpong, melanjutkan SMA di sana. Sementara saya tetap di Jakarta. Meski telah berpisah tapi kita tetap berhubungan. 
Di depan perumahan Batan Indah (dok. Denik)
Saat libur sekolah kita bergantian saling mengunjungi. Seringnya sih saya yang berkunjung ke sana. Karena saya sekalian mengirim pesanan kue. Dulu di rumah saya ada usaha kue dan katering makanan. Zaman ibu masih ada
Nah, sambil mengirim pesanan saya mampir ke rumah teman yang dilintasi. Salah satunya teman di Serpong ini. Saya ingat betul jalur ke sana di tahun 90-an masih seram. Belum seramai sekarang
Memasuki wilayah Serpong seperti melintasi hutan karet. Karena memang di kanan kiri masih banyak pohon karet dan pohon jati. Pokoknya seramlah. Tapi asik. Seperti bertualang ke daerah yang jauh dari peradaban.
Seiring berjalannya waktu, pembangunan di daerah Serpong berkembang pesat. Di sana sini terlihat jalur baru. Pohon karet dan pohon jati perlahan mulai menghilang. Berganti dengan perumahan dan jalan baru.
Serpong yang sekarang jauh berbeda dengan Serpong yang dulu saya lalui. Sekarang sudah tidak seseram dulu. Meski demikian jalur lama masih tetap ada. Meski jarang yang melintas di sana karena macet terkena jalur kereta.
Nah, saya ingin nostalgia mengingat masa-masa dulu main ke sana. Akhirnya saya coba melintasi jalur lama. Seru juga ternyata. Masih ada sisa-sisa keteduhan di sepanjang jalan.
Tapi macetnya juga tetap ada dan belum berubah dari dulu. Sudahlah terkena macet jalur kereta, eh di depan kena macet pasar kaget. Ampun deh. Pantas orang malas lewat jalur lama. Lebih memilih jalur baru yang lebih cepat.
Saya pun semenjak ada jalur baru lebih memilih lewat sana. Ini karena ingin nostalgia jadinya melewati jalur lama. Walau merasa jengkel juga begitu mendekati stasiun Serpong.
Macetnya minta ampun. Inilah yang saya rasakan saat nostalgia riding ke rumah bestie di perumahan Batan Indah lewat jalur lama. Senang sekaligus senep. Macetnya enggak berubah.
