Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Guru

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Ketika Sampah Menjadi Emas

10 Juni 2024   10:27 Diperbarui: 10 Juni 2024   10:29 809 5 2


Ketika Sampah Menjadi Emas


Berbagai cara dilakukan untuk mengurai persoalan sampah baik oleh pemerintah  tingkat Pusat maupun tingkat Provinsi. Tidak terkecuali juga pemerintah provinsi DKI Jakarta.

Menurut Kementerian LHK, sepanjang 2022 timbulan sampah di DKI Jakarta mencapai 3.112.381,40 ton/tahun dengan jumlah timbulan sampah per hari mencapai 8.527,07 ton.

Sosialisasi Bank sampah pintar LGK KTH Rumah Kaum Jayakarta,sumber gambar dokumen pribadi 
Sosialisasi Bank sampah pintar LGK KTH Rumah Kaum Jayakarta,sumber gambar dokumen pribadi 

Permasalahan sampah masih menjadi persoalan utama bagi warga jakarta. Produk sampah rumah tangga paling banyak dihasilkan oleh warga jakarta.

Beberapa jenis sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga diantaranya sampah organik,sampah anorganik dan sampah B3.

Insiatif warga dalam rangka mengurangi persoalan sampah dilakukan berbagai cara, salah satu nya memilih memilah dan mengumpulkan sampah anorganik.

Ada beberapa jenis sampah anorganik yang dipilih, dipilah dan dikumpulkan oleh warga rumah tangga diantaranya botol plastik, kertas bekas dan kardus bekas.

Warga jakarta yang melalukan pemilahan dan pengumpulan sampah anorganik mengorganisir diri membentuk suatu wadah, salah satu wadah nya adalah Bank Sampah .

Hingga tahun 2022 di Jakarta berkembang
Jumlah Bank Sampah sebanyak 3,356 unit dengan 144,422
Jumlah Nasabah.

Sosialisasi sumber gambar dokumen pribadi 
Sosialisasi sumber gambar dokumen pribadi 

Banyak  warga jakarta membentuk Bank sampah dengan berbagai  nama dan model melalui kelompok nya. Salah satu model Bank sampah yang ada di warga adalah Bank Sampah Pintar Lintas Generasi Kaum ( BSP LGK) KTH Rumah Kaum Jayakarta.

Bank Sampah Pintar awalnya bank sampah biasa seperti Bank sampah umumnya. Bank sampah ini berawal dari adanya bank sampah LGK. Bank sampah LGK didirikan oleh sekelompok pemuda di RW 03 kelurahan Jatinegara kaum.

Setelah dibina, dikembangkan dan penerapan digitalisasi oleh PT Antam UBPP Logam Mulia tbk, Bank sampah LGK menyesuaikan diri menjadi Bank Sampah Pintar LGK KTH Rumah Kaum Jayakarta.

Bank Sampah Pintar LGK mempunyai nasabah yang menabung tidak menggunakan uang tunai  melainkan menggunakan sampah anorganik sebagai setoran nya.

Sampah anorganik yang disetorkan kemudian akan dikonversi menjadi emas logam mulia produksi PT Antam UBPP Logam Mulia.

Dimana Bank Sampah Pintar ( BSP) LGK?

BSP beralamat di jl Jatinegara kaum 20 B RT 10 RW 03 kelurahan Jatinegara kaum Pulogadung Jakarta Timur.
BSP dikelola oleh KTH Rumah Kaum Jayakarta dan dibina oleh PT Antam UBPP Logam Mulia tbk bidang CSR nya.

Siapa nasabah BSP?

Warga jakarta khususnya warga RW 03 kelurahan Jatinegara kaum merupakan nasabah BSP. Tujuan awal didirikan nya bank sampah bukan semata untuk komersil tetapi lebih banyak untuk kegiatan sosial dalam rangka pengurangan Sampah.

Kapan BSP itu berada?

Pada tahun 2017, sekelompok pemuda warga keturunan Pangeran Jayakarta di RW 03 kelurahan Jatinegara kaum berinsiatif mendirikan bank sampah dalam rangka mengurangi sampah warga dengan nama Bank sampah LGK.

Bank sampah LGK sejak tahun 2024 dibina dan dikembangkan oleh PT Antam UBPP Logam Mulia tbk melalui dana CSR nya, kemudian bank sampah menyesuaikan diri berganti nama menjadi Bank Sampah Pintar LGK KTH Rumah Kaum Jayakarta.

Bagaimana warga RW 03 Jatinegara kaum menyikapi BSP?

Karang taruna, Kader Jumantik hingga PKK RW 03 kelurahan Jatinegara kaum sebagai pengurus sekaligus pengelola Bank Sampah Pintar LGK KTH Rumah Kaum Jayakarta.

Sedangkan nasabah BSP adalah warga jakarta umum nya dan warga RW 03 kelurahan Jatinegara kaum pada khususnya.

Warga RW 03 kelurahan Jatinegara kaum merasa senang dengan adanya BSP dengan alasan bisa menyelesaikan sampah dan berharap dapat emas, artinya ketika sampah menjadi emas, setelah sampah yang dianggap masalah di setor ke BSP, ketika itu warga RW 03 Jatinegara kaum merasa senang dan berbahagia.