Pawon Lawasan di Omah UGM Yogyakarta

Saya pura-pura masak di dapur lawasan Omah UGM Kotagede Yogyakarta (Dokpri Agustina)

Ada sebuah rumah kuno di kawasan Kotagede Yogyakarta. Rumah itu merupakan sebuah rumah yang luas. Arsitekturnya oke. Perabotannya juga oke. Komplet.

Rumah tersebut milik sepasang suami istri kaya raya. Yang kebetulan tidak dikaruniai keturunan. Alhasil saat keduanya meninggal dunia, tak ada anak yang mewarisi rumah tersebut.

Para keponakanlah yang akhirnya mengurusi. Salah seorang keponakan kedua almarhum adalah dosen UGM. Yang kemudian menjual rumah tersebut kepada UGM. Yang akhirnya oleh UGM dijadikan sebagai laboratorium dan tempat penelitian.

Demikian kisah yang dituturkan oleh sang penjaga Omah UGM. Tatkala itu saya dan teman-teman berkunjung untuk melihat-lihat. Plus memotret dan membuat video.

Apakah membayar? Iya. Tiap orang Rp10.000,00. Untuk durasi 2 jam. Itu harga paket yang termurah. Sebab si penjaga paham, kami hanyalah kaum amatir penyuka hal-hal zadoel. Kami datang saja dadakan. Tanpa janjian tanpa reservasi.

Kalau untuk pemotretan dan pembuatan video komersial beda harga. Jauh lebih mahal. Mesti reservasi dulu. Dicatat dulu apa-apa fasilitas yang diminta. Apakah sekadar memotret dan memvideo? Atau, sekalian menginap dan makan?

Ketika kami ke situ, kebetulan sedang ada pemotretan model profesional di bagian pendoponya. Adapun kami menjelajahi bagian dalam rumah.

Nah. Salah satu ruangan yang paling menarik perhatian saya adalah pawon (dapur). Coba perhatikan. Apa saja peranti dapur yang ada di situ? Jika Anda generasi zadoel pastilah tak asing melihatnya. Jika Anda generasi masa kini, apa saja peranti yang tak Anda pahami?

O, ya. Kita juga bisa mengadakan resepsi pernikahan di Omah UGM. Apakah Anda berminat menggelar resepsi pernikahan di situ?

Salam.