Seorang ayah dan guru yang suka membagikan pengetahuan dan pengalamannya, Agar bisa lebih tambah manfaat.
Begitu garis ini dilampaui, Iran mengklaim akan "merespons dengan serius dan kuat, tanpa ragu." Hal ini menandai titik transisi dari diplomasi menuju potensi konfrontasi langsung.
Pernyataan ini disampaikan dengan penuh keyakinan: "Tak seorang pun boleh mengharapkan Iran untuk menahan diri dalam membela rakyatnya, tanahnya, dan keamanannya."
Dunia kini menyaksikan negara dengan potensi militer dan nuklir menegaskan bahwa mereka siap bertindak. Pernyataan ini memunculkan kekhawatiran akan eskalasi luas yang melibatkan kekuatan besar dunia.
Serangan Israel Terhadap Fasilitas Nuklir Iran: Pemicu Ketegangan Terbesar
Perwakilan Iran menuduh Israel melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir damai milik Iran, seperti Natanz dan Fordow. Serangan ini tidak hanya dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB, tetapi juga sebagai "perang terhadap kemanusiaan".
"Serangan terhadap fasilitas nuklir bisa menyebabkan kebocoran berbahaya yang mengancam warga sipil di seluruh kawasan," ujarnya.
Iran juga mengkritik keras negara-negara Barat dan para pegiat HAM internasional. "Di mana suara para pembela HAM?" tanya perwakilan Iran. "Mengapa mereka diam saat fasilitas nuklir damai diserang tanpa alasan?"
Diamnya komunitas internasional dianggap sebagai bentuk standar ganda, dan ini hanya memperkuat klaim Iran bahwa mereka harus mengambil tindakan sendiri untuk melindungi kedaulatan nasional mereka.
Jika konflik ini berubah menjadi perang terbuka antara Iran dan Israel, maka negara-negara tetangga seperti Lebanon, Suriah, Irak, dan bahkan Arab Saudi bisa terdampak. Blok kekuatan regional pun akan terbelah: antara pro-Iran dan pro-Israel-AS.
Jika AS benar-benar terlibat dalam konflik ini, maka potensi pecahnya perang besar antara blok-blok kekuatan dunia (AS dan sekutunya vs Iran dan mitranya) semakin besar. Rusia dan China, dua kekuatan yang selama ini mendukung Iran dalam forum-forum internasional, bisa masuk ke dalam dinamika konflik.
Banyak analis militer dan geopolitik mulai menyuarakan kekhawatiran bahwa konflik antara Iran dan Israel, jika diperparah oleh keterlibatan AS, bisa menjadi pemicu Perang Dunia III. Alasan utamanya adalah: