Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi
Samdasoo menguasai 50 persen pasar air mineral di seluruh Korea Selatan. Padahal, ada lebih dari 30 merek air mineral yang ada di negeri ginseng ini. Tak kurang dari 1,5 juta botol per hari, air minum yang diproduksi pabrik ini.
Sayangnya, kami tak diperkenankan memotret proses produksinya. Kami hanya bisa melihat proses produksi air minum itu dari atas ketinggian. Hanya boleh melihat namun tak kuasa mengabadikannya.
Bukan hanya proses pengolahannya yang mumpuni, air minum ini juga didapatkan dari sumber air cukup langka. Samdasoo berasal dari batuan dasar vulkanik Gunung Halla alias Hallasan. Bagi warga Jeju, konon dahulu air adalah sesuatu yang sangat langka. Maklum, Pulau Jeju tercatat sebagai pulau dengan tingkat curah hujan tertinggi di Korea dan 46 persen dari total curah hujan itu menembus tanah untuk membentuk sumber daya yang luas.
"Jadi, air hujan tidak bisa ditampung dengan mudah, karena langsung terserap ke batu berpori-pori. Sebagian besar batu di Pulau Jeju memang berpori,"
Pengunjung pabrik air mineral ini ditunjukkan bagaimana air dari batuan dasar vulkanik ditarik keluar melalui pipa sepanjang 420 meter dari bawah tanah. Terlihat jelas, bebatuan vulkanik yang ada di bawah tanah bertindak sebagai filter alami. Namun air tetap melewati penyaringan singkat dan sterilisasi.
Lantas bagaimana rasanya? Ternyata benar-benar beda. Terasa segar dan ringan di tubuh. Hingga tak terasa, selama meninjau pabrik ini, tiga botol air mineral ukuran 500 mililiter sudah melintasi tenggorokan. (*)