Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Sumber: https://www.youtube.com/@gnafanu
Lada perdu adalah salah satu varietas lada (Piper nigrum) yang tumbuh dalam bentuk semak atau perdu (tanaman pendek bercabang banyak). Lada ini tidak merambat seperti jenis lada pada umumnya.
Jenis ini mulai populer di kalangan petani karena lebih mudah dibudidayakan dan dirawat, termasuk di kalangan para hobiis dan kaum ibu.
Lada perdu bisa tumbuh dengan tinggi maksimal 1,5 hingga 2 meter, sehingga tidak memerlukan tiang panjat atau ajir seperti lada panjat.
Perbedaan paling mencolok antara lada perdu dan lada panjat adalah dari bentuk pertumbuhannya.
Lada panjat tumbuh merambat dengan bantuan tiang atau pohon inang, bisa mencapai tinggi 4–6 meter.
Sementara lada perdu tumbuh tegak dan pendek, cocok ditanam di lahan sempit maupun pekarangan rumah.
Dari sisi perawatan, lada perdu lebih praktis karena semua bagian tanaman mudah dijangkau tanpa perlu memanjat.
Budidaya lada perdu bisa dilakukan dengan mudah oleh petani pemula sekalipun. Lahan yang digunakan sebaiknya gembur dan memiliki drainase baik.
Bibit bisa diperoleh dari stek batang tanaman induk yang sehat. Stek ditanam dalam polibag, pot, atau langsung di lahan dan disiram secara rutin.
Jarak tanam ideal sekitar 1–1,5 meter antar tanaman. Pemupukan organik seperti pupuk kandang bisa dilakukan tiap 2–3 bulan.
Perawatan tanaman lada perdu meliputi penyiraman teratur, pemangkasan tunas liar agar tanaman tetap rimbun, serta pemberian pupuk NPK untuk mempercepat pembentukan bunga dan buah.
Karena pertumbuhannya rendah, pengendalian hama dan penyakit juga lebih mudah dilakukan tanpa alat bantu.