Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Sumber: https://www.youtube.com/@gnafanu
Tanggal 22 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Penetapan hari tersebut tertuang dalam Keppres Nomor 22 Tahun 2015 yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi.
Sejarah panjang para santri Indonesia, termasuk kontribusi luar biasa mereka dalam sejarah perjuangan bangsa hingga masa pembangunan sekarang patut disyukuri.
Para santri, di bawah didikan para Kyai dan Ustad di berbagai Pondok Pesantren tetaplah berjalan dengan sangat baik.
Salah satu Pondok Pesantren yang baru seumur jagung adalah Ponpes Al Mahmudi. Ponpes ini berada di Dusun Semoga Jaya, Kampung Gunung Katun, Kecamatan Baradatu, Way Kanan Lampung.
Para santrinya belum banyak, 18 santri pria dan 13 santriwati. Sementaranya, ustadnya juga berjumlah 5 ustad yang berasal dari Kecamatan Baradatu.
Sudah tentu, kegiatan utama para santri adalah memperdalam ilmu agama Islam. Mengaji, sembahyang, dan menjalankan kegiatan keagamaan lain yang telah terjadwal.
Selain itu, para santri dididik untuk bisa hidup mandiri kelak. Karena itu, mereka tetap bersekolah agar bisa mendapatkan ijazah sekolah, bahkan melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Di Ponpes Almahmudi, para santri yang tidak mengikuti sekolah secara reguler, dapat mengikuti pelajaran untuk mendapatkan Paket, A, B, dan C.
Salah satu program yang sementara dilakukan adalah pendampingan para santri di bidang pertanian dan perikanan air tawar.
Pendampingan ini dilakukan oleh PT BWKM, salah satu dari pengembangan program Community Development di area Gunung Katun, Baradatu.