Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Di bidang pertanian, fokus pendampingan adalah budidaya sayuran dan buah musiman di bedeng dan di polibag.
Setiap santri, boleh memilih 1 tanaman yang disukai untuk dibudidayakan dan mereka harus bertanggung jawab merawat tanaman tersebut hingga panen.
Untuk perikanan, mereka memelihara lele. Ada 2 kolam, setiap kolam berisi 1.000 ekor lele. Para santri dibagi tugas untuk memberi pakan dan mengamati perkembangan ikan di kolam.
Tujuan dari budidaya sayuran dan ikan adalah untuk mendukung gizi mereka sendiri (konsumsi), dan dijual untuk menambah penghasilan.
Ada pula itik dan ayam yang dipelihara oleh para santri. Tujuannya sama, yaitu mendukung nutrisi santri di pondok dan juga bisa dijual untuk mendukung ekonomi para santri.
Para santri belajar untuk bagaimana turut serta mengelola kehidupan di Pondok. Termasuk di dalamnya, kreatif menciptakan produk.
Tak hanya itu, ada juga kegiatan olahraga yang dimasukkan dalam aktivitas harian. Para santri dilatih untuk bermain futsal seminggu sekali, belajar memanah, bermain takraw, dan badminton.
Sayangnya, fasilitas pendukung aktivitas ini sangatlah minim. Seadanya saja. Bahkan kegiatan futsal dilakukan dengan menyewa salah satu lapangan futsal di Baradatu.

Itulah sekelumit kehidupan para santri di Ponpes Almahmudi, Dusun Semoga Jaya, Kp. Gunung Katun, Baradatu, Way Kanan, Lampung.
Selamat hari Santri Nasional, 22 Oktober 2025.