Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Sumber: https://www.youtube.com/@gnafanu
Bertahun-tahun jumpa mak mak di kampung, selalu saja happy. Mak mak ini selalu menyenangkan. Happy dan spontan yang sering kali bikin ngakak.
Salah satunya, kegiatan di Talang Mansur, Semoga Jaya, Kampung Gunung Katun, Kecamatan Baradatu, Way Kanan Lampung ini.
Namanya Training, atau lebih tepatnya ngobram alias ngobrol bareng mak mak soal memelihara ikan air tawar, khususnya lele.
Hal yang paling banyak ditanyakan adalah mengapa lele saya besar kepalanya doang? Sedangkan badannya kecil sekali, tidak imbang dengan kepala.
Bu Dahlia, guru perikanan SMKN 1 Baradatu selaku fasilitator pun tak kalah rame. "Sepertinya ikannya sombong-sombong ya bu", katanya disambut gelak taw mak mak.
Pertanyaan ini memang klasik banget dari para peternak pemula, “Kenapa lele saya besar kepalanya doang, badannya kecil?”
Jawabannya ternyata bukan karena lelenya stres mikirin hidup, tapi karena ada beberapa penyebab teknis dan biologis yang bikin pertumbuhannya nggak seimbang.
Lalu mengalirlah jawab-jawaban dari ibu Dahlia, Guru SMKN 1 Baradatu yang khusus diundang oleh Comdev BWKM untuk berbgagi pengalaman dengan mak mak.
1. Pakan Tidak Seimbang
Ini penyebab paling sering. Lele butuh protein tinggi (sekitar 30–35%) untuk tumbuh seimbang antara kepala dan badan.