Ikrom Zain
Ikrom Zain Tutor

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

Banyak Penumpang Tak Jadi Naik Mewarnai Hari Pertama Berbayar Teman Bus Trans Semanggi Surabaya

1 November 2022   10:04 Diperbarui: 1 November 2022   16:36 4602 15 3

Petugas Teman Bus yang disiagakan di dalam bus.-Dokumentasi pribadi
Petugas Teman Bus yang disiagakan di dalam bus.-Dokumentasi pribadi

Perjalanan naik Trans Semanggi Surabaya kemarin tidak seramai biasanya. Bisa jadi karena bukan saat jam sibuk. Entah juga karena sudah berbayar, penumpang yang biasanya naik menjadi mengurungkan niatnya. Namun, ada juga beberapa penumpang yang masih mengira Trans Semanggi masih gratis dan sudah menunggu di sebuah halte. Saat naik, ia ditanya mengenai pembayaran oleh petugas di dalam bus.

Lantaran tidak memiliki aplikasi yang memuat QRIS, maka penumpang tersebut tak jadi naik. Kejadian ini ternyata berulang lagi ketika bus tiba di sebuah halte transit dengan Suroboyo Bus. Ada sekelompok anak muda yang tak jadi naik karena mengira Trans Semanggi masih gratis seperti biasanya.    

Dari beberapa kejadian ini, saya menjadi ragu jika nantinya Trans Semanggi bisa menjadi alat transportasi yang diandalkan. Saya pun was-was jika Trans Semanggi akan menjadi alat transportasi yang eksklusif. 

Hanya bisa dinikmati kalangan tertentu karena metode pembayarannya yang terbatas juga harga tiketnya yang mahal. Semoga saja rasa was-was saya ini tidak menjadi kenyataan dan bisa saya buktikan ketika naik saat jam sibuk.

Di samping itu, kurangnya sosialisasi kepada masyarakat juga bisa menjadi salah satu masih banyaknya calon penumpang yang kecele. Saya hampir tidak menemukan pengumuman di halte yang dilewati Trans Semanggi bahwa layanan tersebut saat ini sudah berbayar. 

Tak hanya itu, kebijakan berbayar bagi mahasiswa juga dianggap cukup memberatkan sehingga para mahasiswa yang selama ini menjadi penumpang setia Trans Semanggi beralih ke kendaraan pribadi.

Tarif berbayar sebesar 6.200 rupiah menurut pihak Teman Bus akan dievaluasi lagi. Yang jelas, kerja sama dengan pemerintah daerah, dalam hal ini Pemkot Surabaya perlu dilakukan dengan baik. Walau program ini digagas oleh pemerintah pusat, bukan berarti pemerintah daerah tidak serta merta acuh terhadap keberadaannya.

Memang, Pemkot Surabaya sudah memiliki layanan Suroboyo Bus. Akan tetapi, jika layanan tersebut tidak terkoneksi dengan Trans Semanggi yang notabene sama-sama melaju di jalanan Surabaya, bukankah hal tersebut bukan merupakan kerja yang efektif? 

Masyarakat selama ini masih banyak yang belum bisa membedakan keduanya dan menganggapnya sama. Untuk itulah, peran dari Pemkot Surabaya sangat diperlukan.

Masak Pemkot Solo bisa memberi subsidi kepada Batik Solo Trans tetapi Pemkot Surabaya tidak bisa melakukannya terhadap Trans Semanggi? Padahal, jika dihitung dana daerah di Surabaya tentu jauh lebih banyak dibandingkan di Solo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4