Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com
Landing di bandara Gewayantana Larantuka, kami disambut hujan. Cukup lebat, disertai angin yang lumayan kencang. Area bandara yang tak begitu luas pun jadi terasa sesak. Para supir dengan agresif menawarkan jasa sewa mobil.
Bagi mereka yang baru pertama kali ke Larantuka, nampaknya bukan hal mudah untuk mendapatkan mobil dengan tarif sewa yang masuk akal. Maklum, tidak ada patokan yang bisa dijadikan acuan. Sebagai destinasi wisata, ini adalah pekerjaan rumah pihak berwenang, untuk membuat kebijakan. Misalnya, dengan menetapkan zona tertentu dengan tarif tertentu.
Secara administratif, Larantuka adalah sebuah kecamatan, yang sekaligus menjadi ibu kota Kabupaten Flores Timur. Dari bandara menuju pusat kota, sejumlah hotel dan restoran menyambut kedatangan para wisatawan. Umumnya, akomodasi wisata tersebut langsung berhadapan dengan pantai.
Ada tiga pulau yang menjadi bagian dari Kabupaten Flores Timur: Pulau Flores dengan luas 1.056,49 kilometer, Pulau Solor dengan luas 226,34 kilometer, dan Pulau Adonara seluas 529,75 kilometer. Bandara Gewayantana yang menjadi pintu masuk melalui udara, berada di ujung timur Pulau Flores. Sebagai gambaran, dari Larantuka ke Pulau Adonara, sekitar 1,5 jam dengan perahu motor. Dari Larantuka ke Pulau Solor sekitar 1 jam.
Oh, ya, Pelabuhan Laut Larantuka yang menjadi pintu masuk melalui laut, juga berada di Pulau Flores, berhadapan langsung dengan pusat kota Larantuka. Kapal dari sejumlah pelabuhan di Pulau Jawa, misalnya, senantiasa singgah di Larantuka. Artinya, kita bisa menjangkau Larantuka lewat udara serta melalui laut.
Menurut pemandu, kedalaman perairan yang kami datangi, sekitar 70-100 meter. Ini memang bukan kondisi ideal untuk kelas amatiran seperti kami. Kata pemandu, akan lebih asyik kalau ber- #snorkeling pada kedalaman laut 40 meter. Dengan demikian, bisa lebih leluasa menjelajahi alam bawah laut Pulau Flores.
Tapi, tak apalah. Namanya juga amatiran. Dengan kedalaman laut sekitar 70-100 meter, arus laut cukup deras. Beberapa orang dari kami terpencar, terbawa arus. Untunglah pemandu yang mendampingi kami cukup cekatan, hingga tak ada yang tercecer dari rombongan.