Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

"Please, Jangan Nyerah," Ujar Joko Anwar

25 April 2024   19:30 Diperbarui: 25 April 2024   19:31 226 1 0


Film Siksa Kubur karya Joko Anwar, sedang tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Ini catatan saya untuk mereka yang bersemangat menjadi film maker professional. Mungkin kamu seorang di antaranya.

Perjuangkan, Jangan Nyerah

bandicam-2024-04-25-18-59-48-954-662a4c8a147093310b3704e2.jpg
bandicam-2024-04-25-18-59-48-954-662a4c8a147093310b3704e2.jpg
Joko Anwar, film maker genre horor Siksa Kubur. Foto: Isson Khairul

Please, jangan nyerah. Agaknya, itu menjadi salah satu kata sakti Joko Anwar, untuk menyemangati orang lain. Pesan mantul tersebut, saya temukan beberapa kali di postingan Joko Anwar di laman facebook-nya, yang ia posting pada Rabu, 24 April 2024 | 17:45 WIB lalu.

Opening postingan itu, keren. "Pengen kirim semangat ke teman-teman yang pengen jadi film maker professional. I know it's hard dan bisa bikin frustrasi. Tapi jangan nyerah!" begitu Joko Anwar memulai postingannya. Opening yang menohok, sekaligus menjadi motivasi yang menggetarkan.

Ia, meski sudah terkenal sebagai film maker professional, tapi tak pernah melupakan jejak sosialnya. Pada Sabtu, 18 Maret 2023 lalu, saya hampir dua jam menemani Joko Anwar Live Instagram dengan adik kelasnya di SMA Negeri 1, Medan, Sumatera Utara.

Live IG itu berlangsung di taman terbuka di markas Teater Populer, Jalan Kebon Pala 1 No. 295, Kebun Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kita tahu, Teater Populer didirikan Teguh Karya, sutradara film legendaris Indonesia, pada tahun 1968. Teguh Karya adalah maestro perfilman Indonesia, yang enam kali meraih Piala Citra kategori Sutradara Terbaik dalam Festival Film Indonesia.

Saya dan Joko Anwar duduk bersisian di bangku beton yang ada di taman terbuka tersebut. Ia menyandarkan handphone-nya di tas-nya yang diletakkan di atas meja beton, selama Live IG berlangsung. Perbincangan Joko Anwar dengan sang adik kelas secara online itu, tentu saja mengasyikkan untuk disimak.

Topik utamanya tentang Passion, perasaan antusias yang luar biasa yang datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Passion Joko Anwar ya film. "Dari kecil, saya cinta film dan mimpi jadi sutradara," ungkapnya. Jalan berliku dan terjal, ia tempuh untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Joko Anwar kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan teknik penerbangan. Semasa kuliah, ia mendaftar ke kegiatan ekstra perfilman di kampusnya, tapi tak diterima. Setelah lulus kuliah tahun 1999, ia melamar ke berbagai production house, tapi tak satu pun institusi audio visual itu yang membalas surat lamaran.

Menyerah? Tidak. Joko Anwar menempuh jalan lain. Ia kemudian diterima menjadi wartawan di harian berbahasa Inggris, The Jakarta Post. Sebagai jurnalis, ia bertemu serta mewawancarai sejumlah insan perfilman. Akses ke industri film, perlahan-lahan terbuka. Hubungannya dengan mereka yang pada awalnya sebatas jurnalis dan nara sumber, berkembang menjadi kawan diskusi yang menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2