Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

"Please, Jangan Nyerah," Ujar Joko Anwar

25 April 2024   19:30 Diperbarui: 25 April 2024   19:31 276 1 0

Berkarya Penuh Semangat

Perjuangan Joko Anwar untuk mewujudkan passion-nya itu, tentu menjadi contoh kongkrit, bahwa punya passion saja tidak cukup. Perlu kesungguhan serta daya juang yang maksimal, untuk mewujudkannya. Meski nampaknya pintu tertutup, jika terus diperjuangkan, akhirnya passion tersebut menemukan jalannya.

Dalam berkarya, Joko Anwar juga tanpa henti berjuang. Ia tiap hari mendisiplinkan dirinya, untuk menulis. Ya, tiap hari, Joko Anwar menulis. Tak ada kata lelah, meski tiap hari ia baru kembali ke rumah setelah pukul 21.00 WIB malam. Boleh dibilang, bagi Joko Anwar, kreativitas dan disiplin diri, senantiasa berjalan beriringan.   

Kreativitas adalah sesuatu yang tak pernah selesai, meski sudah mewujud dalam karya. Joko Anwar telah membuktikannya. Film Siksa Kubur, misalnya. Ia yang menulis skenario-nya, sekaligus menyutradarai-nya. Film itu mulai tayang pada Kamis, 11 April 2024 lalu, di bioskop-bioskop Indonesia.

Film Siksa Kubur sesungguhnya tak sepenuhnya baru. Film itu merupakan pengembangan dari film pendek karya-nya, yang sudah dirilis Joko Anwar di kanal YouTube-nya, pada 16 April 2020. Judulnya juga sama, Siksa Kubur. Dari pencermatan saya, film pendek itu sudah ditonton 1,059,066 kali, ketika saya mengaksesnya pada Kamis, 25 April 2024.

Artinya, meski sudah menjadi karya berupa film pendek, Joko Anwar terus mengeksplorasi kreativitasnya, untuk meningkatkan film pendek itu menjadi film layar lebar. Sekali lagi, kreativitas adalah sesuatu yang tak pernah selesai, meski sudah mewujud dalam karya.

Semua itu menunjukkan, bahwa passion Joko Anwar ya film. Itu sekaligus menegaskan kepada kita, meski sudah memiliki passion, tetap harus diperjuangkan sekuat-kuatnya. Passion saja tidak cukup. Karena, passion sesungguhnya adalah modal dasar, fondasi dalam diri, yang harus kita kelola sebaik-baiknya.

"I know it's hard dan bisa bikin frustrasi. Tapi jangan nyerah!" begitu pesan Joko Anwar. Sampai di sini kita paham, tentu mereka yang tak memiliki passion, harus berjuang lebih keras lagi. Tantangan serta hambatannya, mungkin lebih banyak. Lebih kompleks.

Sebaliknya, jangan juga buru-buru meng-klaim diri tak punya passion, karena berkali-kali kepentok-pentok. Itu menyerah, namanya. Itu membunuh potensi diri. Sereeeeeemmm!

Jakarta, 25 April 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2