Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video

Dina Mayasari, Bina Homestay dan Produk Kuliner Desa Wisata Cimande

5 Juli 2024   13:08 Diperbarui: 5 Juli 2024   13:23 269 0 0


Dina Mayasari memiliki perhatian besar terhadap Desa Cimande. "Sebagai Desa Wisata, desa ini punya banyak potensi. Kami men-support tiap potensi tersebut, secara bertahap," ujar Dina Mayasari, dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor (STPB), Bogor, Jawa Barat.

Pendirian Prasasti Talek Cimande

Dina Mayasari (tengah) bersama membina Desa Wisata Cimande Bogor. Foto: Isson Khairul
Dina Mayasari (tengah) bersama membina Desa Wisata Cimande Bogor. Foto: Isson Khairul

Desa Cimande yang dimaksud, berada di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Bogor. Desa itu dikenal sebagai pusat seni bela diri Pencak Silat Cimande. Desa yang berada di ketinggian 550 meter di atas permukaan laut itu, juga tersohor sebagai pusat urut patah tulang.

Pada Rabu, 3 Juli 2024 lalu, Dina Mayasari bersama Resti Gustom dari Nindya Peduli Kebudayaan Indonesia dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), meresmikan Prasasti Talek Cimande di Padepokan Pusat Pelatihan Silat Aliran Cimande (PPSAC) desa tersebut.

Di Prasasti Talek Cimande itu, dicantumkan 14 prinsip dasar Silat Cimande, yang menjadi pegangan serta acuan para pesilat Cimande. Ke-14 prinsip tersebut mengandung nilai-nilai spiritual, seperti kesabaran, ketekunan, kejujuran, dan keberanian.

Prasasti Talek Cimande tersebut didirikan di halaman depan Pendopo Cimande, dengan tinggi sekitar 1 meter. "Diharapkan, mereka yang berkunjung ke Desa Cimande, bisa membacanya serta tentu akan lebih memahami nilai-nilai luhur Silat Cimande," ungkap Dina Mayasari lebih lanjut.

Kita tahu, Silat Cimande merupakan salah satu aliran pencak silat tertua di Indonesia. Diperkirakan, sudah ada sejak abad ke-17. Seni bela diri tersebut adalah warisan para leluhur dari Kampung Babakan Tarikolot, Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Sejumlah literatur mencatat, Silat Cimande menyebar menjadi tiga bagian. Ada Cimande Hilir di kawasan Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Ada Cimande Tengah di kawasan Banten, Provinsi Banten. Dan, ada Cimande Girang di Desa Cimande tersebut.

Dengan legendarisnya Silat Cimande, maka keberadaan Prasasti Talek Cimande di Desa Cimande itu, tentulah menjadi sangat penting. Publik bisa membacanya, sekaligus memahaminya. Inisiasi pendirian Prasasti Talek Cimande itu, datang dari Dina Mayasari, bersama dua rekannya sesama dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor (STPB), yaitu Riani Prihatini Ishak dan Julia R. Skawanti.

Mereka kemudian mengajukan proposal ke PT Nindya Karya, anak perusahaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang berkantor di Cawang, Jakarta Timur. "Kami menilai proposal tersebut relevan dengan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Nindya Karya. Kami sepakat untuk mendukung," ungkap Resti Gustom, yang mewakili team TJSL PT Nindya Karya, pada Rabu, 3 Juli 2024 lalu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2