Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Ibu rumah tangga

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Seru Syahdu Weekend Mencicipi Mie Gomak dan Soto Betawi

1 Juli 2024   07:02 Diperbarui: 5 Juli 2024   23:39 1332 64 35

Mie Gomak Medan yang sukses membuat penasaran dan segera memesan (dokpri)
Mie Gomak Medan yang sukses membuat penasaran dan segera memesan (dokpri)

Saat bingung menentukan pesanan, saya langsung berpikir tentang topil Kompasiana mengenai diet food combining yang mengeliminasi sumber nutrisi yang dianggap berlebihan jika hadir bersamaan. Eh... memangnya pertunjukan?

Jika (dulu) makanan sehat dianggap kombinasi makanan lengkap yang memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, dan serat, maka diet food combining ini hanya terdiri dari karbohidrat dan serat, atau protein dan serat saja. Kalau perlu hanya makan buah-buahan yang kaya serat saja.

Karbohidrat dan protein dilarang hadir bersamaan dalam menu diet food combining.

Begitu pula sumber karbohidrat tidak boleh lebih dari satu, misalnya nasi dan kentang, nasi dan mie, atau kentang dan jagung.

Protein juga tidak boleh double, misalnya daging dan telur, daging dan ayam, ayam dan telur, tahu dan tempe, telur dan tahu. Pokoknya sesama protein, atau sesama karbohidrat, tidak boleh saling berpelukan. Eh... maksudnya dihidangkan bersama.

Soto Betawi, terasa nikmat dinikmati bersama segelas kopi (dokpri)
Soto Betawi, terasa nikmat dinikmati bersama segelas kopi (dokpri)

Agak susah juga ya, jika kebiasaan dan mindset kita terbiasa makan lengkap sebagai makanan sehat dan bergizi yang dibutuhkan tubuh, tiba-tiba harus serba kekurangan. Eh...

Tapi, mau sehat nggak? Ya maulah

Seiring perkembangan zaman, menu sehat semakin beragam tergantung rekomendasi ahli dan pengalaman pribadi. Seringkali orang yang tidak mengikuti tren dianggap katrok! Eh...

Tapi seperti apa yang saya anut, semua benar, dan sah selama tidak memaksa orang lain untuk mengikuti. Itu saja sih, prinsip saya. Hehehe...

Dari model diet yang menghindari nasi, tidak sarapan sebelum pukul 09.00. Memperbanyak protein, sampai yang hanya makan sayur dan buah, mungkin bisa diikuti kalau kita mampu. Apalagi jika berpengaruh baik bagi kesehatan. Tentunya sangat baik jika diikuti.

Setelah memutar-mutar dan menjungkir balikkan daftar menu, akhirnya saya memilih jenis limun. Tentu saja ini bukan menu diet, karena mengandung soda, dan rasanya manis. Saya memilih jenis minuman ini karena ingin mencicipi rasa dan memperkaya pengetahuan kuliner. 

Limun Mangga jeruk bersoda (dokpri)
Limun Mangga jeruk bersoda (dokpri)

Ini rasanya unik, menurut saya. Ada rasa dan aroma mangga dalam sirupnya, sedikit kegetiran saat berpadu dengan jeruk dan soda. Saya sih tetap suka, karena saya sulit untuk membenci. Eh, ngomongin apa nih? Hihihi...

Lanjut yuk kita cicipi mie gomaknya.

Mie gomak Medan ini adalah mie yang disiram soto Betawi. Eh... bukan!

Mie gomak ini adalah kuliner khas Medan yang disajikan dengan kuah santan berempah.

Mie gomak Medan(dokpri)
Mie gomak Medan(dokpri)

Karena penasaran, saya memesan mie gomak, sedang ayah memesan soto Betawi setelah pesan sop iga dan sop buntut sama-sama tidak ready.

Dari literasi yang saya baca sih, mie gomak dibuat dari mie lidi yang tebal. Tapi yang ini mienya mie biasa. It's okay. Yang penting tetap mie, kan?

Cicipi kuahnya dulu ya...

Hemmm... kuahnya kental bersantan. Tidak terlalu asin, garamnya terasa tipis. Tapi untuk saya yang kurang suka asin, rasanya pas. Perlu sedikit menghayati untuk mencerna rasanya. Saya berharap ada aroma dan rasa menendang dari rempah yang namanya andaliman. Merica Batak yang katanya khas dan cuma ada di sana.

Ada sih, tapi tipissss...banget. Tapi kesimpulan terakhir tetap enakkk...

Dalam mie gomak ini ada daging dalam potongan-potongan kecil yang cukup empuk, dan rasa dagingnya terasa dominan.

Penyajian nya cantik dan lumayan heboh dengan piring besar. Ada wortel potong batang korek api, yang menyatu dengan kuah dan mienya, bertabur daun bawang segar dan bawang goreng.

Sementara ada garnis tomat dan mentimun, dengan kerupuk bawang. Lengkap pokoknya, membuat ayah ngiler.

"Kamu kok pesan makanan yang enak-enak sih?" Katanya sambil menjumput kerupuk dari piring ku. Sepertinya iri melihat menu yang kupesan begitu meriah.

Ayah... ayah! Enak dan lezat itu ada pada rasa syukur kita. Menyukuri apa yang ada di hadapan kita, bukan melirik piring orang lain. Meneladani Rasul. Menghabiskan apa yang kita makan. Rasulullah saja sampai menjilati jarinya, untuk memastikan tidak ada bulir nasi yang terbuang. Karena bisa jadi, makanan yang kita sisakan, yang kita tinggal, yang akhirnya terbuang, adalah yang berkah. Bisa kita bayangkan kalau kita makan tanpa berkah, hanya memenuhi syahwat. Bisa jadi kita menjadi kufur nikmat.

Eh... kok jadi sok alim. Itu sih prinsip saya sendiri. Hihihi...

Ya sudah, kita pindah ke lain hati dulu. Eh.. maksudnya ke lain menu. Soto Betawi nya ayah.

Berhubung ayah bingung waktu kutanya rasa soto Betawi nya, jadi kubantu icip-icip. Hahaha...

Soto Betawi (dokpri)
Soto Betawi (dokpri)

Untuk minumnya, berkali-kali ke sini, ayah  pesannya tetap Istiqomah, Kopi pandan latte.

Kalau untuk soto Betawi nya, yuk kita cicipi dulu.

Kuahnya kental, dengan rasa dan aroma rempah yang cukup nendang. Cukup asin kalau dinikmati tanpa nasi. Tapi karena dinikmati bersama nasi, rasanya jadi pas. Sip. Enak pokoknya.

Tadinya saya berharap soto Betawi ini yang disiramkan ke mie gomak, sehingga rasanya seperti persepsi saya. Rempahnya cukup nendang. Bisa jadi begitu. 

Tapi entah. Saya merasa ada kemiripan antara kuah soto Betawi dan mie gomak, meski yang soto Betawi rasanya lebih tegas.

Dagingnya melimpah meski dipotong kecil-kecil. Fillernya ada irisan tomat, daun bawang dan bawang goreng, tersedia irisan  jeruk nipis.

Mungkin soto Betawi ini bisa dikatakan creamy. Soto Betawi menggunakan susu untuk kuahnya. Kental, legit, dan gurih. Enyakkk...

Sebenarnya saya berharap ada acar di antara mie gomak dan soto Betawi, tapi tidak ada. Nggak papa. Sudah ada mentimun yang mewakili. Duh, kaya pejabat saja, minta diwakili. Hehehe...

Masih penasaran dengan rasanya? 

Yuk simak video yang sudah saya rekam.

Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channel 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4