"Mbak, QRISnya bisa dipakai?
"Bisa, Bu. Silakan!"
"Saya coba dulu ya, Mbak!"
"Ya, Bu!"
Ku scan kode bar yang ada dari gawaiku. Ternyata langsung respon terekam dan keluar option jumlah pembayaran dan permintaan sandi akun digital ku. Selanjutnya pembayaran berhasil, dan kutunjukkan gawaiku. Pembayaran selesai. Aku lega.
Sebelum Ramadan akun pembayaran digital ku sudah kuisi banyak, ternyata saat mau membayar pakai QRIS sering error di swalayan lokal yang menyediakan sembako komplet. Jadi sampai sekarang masih banyak. Paling cuma ku gunakan di 2 swalayan yang seringnya bersebelahan itu. Itupun kadang belum tentu bisa karena katanya belum disetting
Mampir di lapak sayur dekat rumah, ternyata aku juga melihat barcode yang bisa discan seperti nya
"Mbak, ini QRISnya bisa?" Tanyaku tak yakin.
"Bisa, Bu. Silakan kalau pembayarannya mau pakai QRIS!" Jawab Mbaknya yang menunggu dan melayani di lapak sayur.
Saat ku scan ternyata bereaksi cepat, sehingga pembayaran belanjaku berhasil kulakukan. Aku tersenyum. Tidak menyangka, bahwa tekhnologi sudah demikian cepat merambah ke desa, bahkan lapak sayur. Pertanda masyarakat desapun sudah melek tekhnologi digital.
Justru di swalayan lokal seringkali pembayaran QRIS error, bahkan petugas kasirnya terkesan agak kurang paham dan gaptek. Kalah sama penjual sayur yang ternyata justru lebih mengenal tekhnologi terkini.
Adanya akses pembayaran Digital yang sudah merata, bahkan sampai di sudut pedesaan membuat kita perlu mengadopsi bank digital untuk melakukan pembayaran lebih cepat dan efisien.
Dengan pembayaran digital sampai Rp 1,- membuat kita tidak dipersulit saat membayar. Tidak perlu lagi kembalian dengan permen karena tidak ada uang kecil. Sedang permen-permen itu lebih sering masuk ke tempat sampah karena saya bukan penikmat permen. Ada juga yang kusimpan di toples sampai banyak tanpa pernah tersentuh.
Kini, Bank digital menawarkan banyak program, dari pinjaman, tabungan, deposito, paylater dan banyak opsi lainnya. Tentu nya sangat menggiurkan dan menggoda.
Sebelumnya Kepoin dulu tentang bank digital, ya.
Bank digital, sederhananya, adalah bank yang beroperasi secara daring (online) tanpa memiliki kantor cabang fisik seperti bank konvensional.
Semua layanan dan transaksi perbankan dilakukan melalui aplikasi seluler atau situs web. Ini berarti nasabah dapat membuka rekening, melakukan transfer, membayar tagihan, mengajukan pinjaman, dan berbagai aktivitas perbankan lainnya hanya dengan menggunakan perangkat elektronik mereka.
Contoh Bank Digital di Indonesia:
Beberapa contoh bank digital yang beroperasi di Indonesia antara lain:
-Jenius (PT Bank BTPN Tbk)
-LINE Bank (PT Bank KEB Hana Indonesia)
- SeaBank (PT Bank Seabank Indonesia)
- Allo Bank (PT Allo Bank Indonesia Tbk)
-Blu by BCA Digital (PT Bank Digital BCA)
-Bank Jago yang berafiliasi dengan gopay.
Apa Manfaat Menggunakan Bank Digital?
1. Kemudahan dan Kepraktisan
Akses layanan 24/7 dari mana saja tanpa perlu datang ke kantor cabang.
2. Proses Pembukaan Rekening yang Cepat
Biasanya proses pendaftaran dan verifikasi dilakukan secara daring dan lebih cepat dibandingkan bank konvensional.
3. Biaya yang Lebih Rendah
Beberapa bank digital menawarkan biaya administrasi yang lebih rendah atau bahkan gratis untuk beberapa jenis transaksi.
4. Fitur-fitur Inovatif
Bank digital seringkali menawarkan fitur-fitur modern seperti analisis keuangan otomatis, investasi terintegrasi, dan personalisasi layanan.
5. Suku Bunga yang Kompetitif
Beberapa bank digital menawarkan suku bunga tabungan atau deposito yang lebih menarik.
Apa Hal-hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Memilih Bank Digital?
1. Legalitas dan Keamanan
Pastikan bank digital yang kita pilih terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjamin keamanan dananya. Periksa juga fitur-fitur keamanan yang ditawarkan oleh aplikasi bank sebagai perbandingan.
2. Reputasi dan Ulasan Pengguna
Cari tahu reputasi bank digital melalui ulasan pengguna di toko aplikasi atau forum daring. Perhatikan pengalaman pengguna lain terkait layanan, keamanan, dan respons terhadap masalah dan penanganannya terhadap pelanggan.
3. Fitur dan Layanan yang Ditawarkan
Pastikan fitur dan layanan yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan kita , seperti jenis tabungan, opsi pembayaran, fitur investasi, dan layanan pelanggan.
4. Biaya-biaya yang Berlaku
Pahami dengan jelas semua biaya yang mungkin dikenakan, seperti biaya transfer antar bank (jika ada), biaya penarikan tunai (jika tersedia melalui pihak ketiga), dan biaya administrasi lainnya.
5. Kemudahan Akses dan Penggunaan Aplikasi Pastikan aplikasi bank digital mudah digunakan, responsif, dan kompatibel dengan perangkat Anda.
Perhitungkan Kerugian Menggunakan Bank Digital, yaitu :
1. Keterbatasan Interaksi Tatap Muka
Tidak adanya kantor cabang fisik berarti Anda tidak dapat berinteraksi langsung dengan petugas bank untuk masalah yang kompleks atau membutuhkan penjelasan mendalam.
2. Potensi Masalah Teknis
Gangguan teknis pada aplikasi atau jaringan internet dapat menghambat akses ke layanan perbankan.
3. Keamanan dan Risiko Kejahatan Siber
Meskipun bank digital memiliki sistem keamanan, risiko kejahatan siber seperti phishing atau peretasan tetap ada. Pengguna perlu berhati-hati dan menjaga kerahasiaan informasi pribadi.
4. Keterbatasan Layanan Tertentu
Beberapa layanan perbankan yang kompleks mungkin belum sepenuhnya tersedia atau optimal di bank digital.
5. Ketergantungan pada Teknologi
Setelah berbagai penjelasan di atas, semoga bisa memberikan pemahaman yang jelas tentang bank digital. Jadi kita lebih yakin dan mantap untuk menentukan pilihan, apakah ingin memanfaatkan Bank digital atau tidak. Juga mempunyai referensi untuk memilih bank sesuai preferensi kita.
Yuk kita simak video pemanfaatan QRIS di Lapak sayuran di pedesaan.