Hari ini, tanggal 23 Juli 2025 adalah hari Anak Nasional. Pada hari anak Nasional ini
menjadi momen penting bagi kita untuk merenungkan kembali peran orang tua dalam mendukung masa depan anak.
Lebih dari sekadar perayaan, hari ini adalah pengingat bahwa anak-anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang penuh kasih, dukungan, dan stimulasi positif.
Berbicara parenting tidak bisa terlepas dari dunia anak. Di era sekarang, hampir semua orang tua mengeluh tentang kecenderungan anak yang kecanduan gawai.
Tentunya kecanduan di sini adalah pemanfaatan gawai yang bukan karena kebutuhan, mengingat kehidupan kita sendiri hampir tidak bisa terlepas dari benda pipih yang memuat akses dunia di dalamnya. Hak anak untuk mengakses tekhnologi dan menikmati tumbuh kembangnya tidak bisa kita abaikan.
Salah satu cara efektif untuk memenuhi hak-hak tersebut sambil menanamkan nilai-nilai luhur adalah melalui aktivitas di alam terbuka, seperti berkemah.
Berkemah bukan hanya sekadar liburan, tetapi juga sekolah kehidupan yang mengajarkan anak berbagai keterampilan penting.
Berbeda dengan parenting VOC yang mengedepankan pemaksaan pada anak, mengajak anak berkemah di alam adalah mengadopsi parenting kompromi.
Saat berkemah, orang tua akan menghadapi banyak situasi yang menuntut kompromi antara berbagai pihak. Di sinilah praktik parenting kompromi bisa dilakukan dengan mengajarkan anak untuk mencari jalan tengah yang menguntungkan semua orang.
Contohnya, saat mendirikan tenda, anak mungkin ingin memasangnya di tempat yang menurutnya "paling keren," sementara orang tua tahu bahwa tempat itu tidak aman. Di sinilah terjadi negosiasi:
#Orang tua menjelaskan alasannya secara logis, dengan berkata"Nak, tempat itu miring dan anginnya kencang, tenda kita bisa roboh kalau memaksa untuk mendirikan tenda di situ!"
#Anak diajak untuk mencari solusi bersama, dengan saran,"Bagaimana kalau kita cari tempat yang datar tapi masih ada pohon yang bagus?"
Proses ini melatih anak untuk berpikir kritis, memahami perspektif orang lain, dan berkolaborasi dalam menemukan solusi.
Orang tua tidak memaksakan kehendak, melainkan membimbing dan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan.
Jauh dari kenyamanan rumah, berkemah mengajak buah hati kita untuk melakukan hal-hal yang mungkin jarang mereka lakukan.
1. Tugas Mandiri
2. Belajar Mengatasi Masalah
Saat lampu senter tiba-tiba mati atau ada serangga yang masuk tenda, biarkan anak berpartisipasi dalam mencari solusinya.
3. Manajemen Diri
Kita bisa mengedukasi buah hati kita untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, seperti mencuci tangan sebelum makan atau membuang sampah pada tempatnya.
Dengan melakukan tugas-tugas kecil ini, anak akan merasa bangga pada diri sendiri karena berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan.
Mereka akan belajar bahwa kemandirian adalah tentang menjadi bagian yang berkontribusi, bukan hanya mengurus diri sendiri.
Berkemah adalah cara paling intim untuk mengenalkan anak pada keindahan alam. Tanpa distraksi gawai dan hiruk-pikuk kota, mereka dapat lebih leluasa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
1. Mereka bisa melakukan pengamatan langsung
Kita bisa mengajak anak mengamati bintang di malam hari, mendengarkan suara jangkrik, atau mengenali berbagai jenis serangga dan daun.
2. Menghargai Keberagaman Alam
Kita bisa mengedukasi buah hati kita tentang pentingnya setiap elemen alam, mulai dari pohon yang memberi oksigen hingga serangga yang membantu penyerbukan.
3. Mengajarkan Prinsip Leave No Trace
Kita bisa mengedukasi buah hati kita dengan prinsip dasar berkemah yang bertanggung jawab: tidak meninggalkan sampah, tidak merusak tumbuhan, dan memastikan lokasi kemah kembali bersih seperti semula.
Ini menumbuhkan kesadaran bahwa kita adalah tamu di alam dan harus menjaganya dengan baik.
Dengan cara ini, anak tidak hanya sekadar menikmati alam, tetapi juga mengembangkan rasa cinta dan tanggung jawab untuk melestarikannya.
Berkemah adalah salah satu cara terbaik untuk mengisi perayaan Hari Anak Nasional dengan kegiatan yang bermakna.
Lebih dari sekadar rekreasi, ini adalah investasi penting dalam pembentukan karakter, kemandirian, dan kesadaran lingkungan buah hati kita.
Dengan bimbingan yang tepat, berkemah dapat menjadi petualangan tak terlupakan bagi buah hati kita. Bisa membentuk pribadi tangguh, adaptif, dan penuh kasih terhadap sesama dan alam semesta.
Berkemah bersama keluarga seperti dalam acara CAF JSJ bisa mengajak buah hati kita untuk mengeksplor alam dan menikmati bermain di alam sesuai dengan tumbuh kembangnya. Menikmati masa anak-anak dengan bahagia. Tentunya juga memberikan pengalaman tinggal di alam yang akan mempengaruhi mindset dan pandangannya untuk menjaga kelestarian dan keindahan alam.
Selamat hari anak nasional, 23 Juli 2025.
Sumber: YouTube @Isti Yogiswandani channel