Kuulurkan selembar uang 20 ribuan. Lumayan, masih dapat kembalian 4 ribu.
"Sudah lama jualan nasi tiwul, Bu?"
"Sudah sejak pandemi, waktu itu kan Bapaknya nggak kerja, jadi saya yang menggantikan cari uang. Ya, jualan kecul-kecilan seperti ini!"
"Owh... !" Aku manggut-manggut.
"Jualannya setiap hari?" Tanyaku lagi.
"Iya!"
"Kok saya nggak pernah liat Ibu, selain hari ini?"
"Kalau bukan hari libur, saya jualannya di sekolah, Bu. Jajanan anak-anak, "
"Oh, pantas saya nggak pernah tahu." Sekolah yang dimaksud memang agak jauh dari lapangan.
"Sebenarnya sekarang saya sudah tidak boleh jualan sama suami. Suami sudah bisa kerja lagi, saya disuruh di rumah saja. Tapi saya ingin melanjutkan jyalan yang sudah saya rintis. Sayang kalau berhenti. Akhirnya suami memperbolehkan!"