Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Lainnya

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

Belanja Oleh-oleh dari UMKM: Jantung Ekonomi Lokal dan Penggerak Pariwisata Berkelanjutan

10 November 2025   08:59 Diperbarui: 10 November 2025   11:39 319 21 3

Belanja Oleh-oleh dari UMKM di Tempat Wisata Religi Masjid An Nahda Bojonegoro (Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Belanja Oleh-oleh dari UMKM di Tempat Wisata Religi Masjid An Nahda Bojonegoro (Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Berjualan di sini gratis, dan waktu nya 24 jam. Cukup bayar pulsa listrik yang digunakan (Bu Endang, 47 tahun, Penjual Oleh-oleh di Tempat Wisata Religi,Masjid An Nahda, Bojonegoro)

Beli oleh-oleh pasti tidak pernah ketinggalan saat kita berwisata. Biasanya kita memilih makanan khas atau souvenir hasil kerajinan yang ada di tempat wisata. 

Dengan begitu, oleh-oleh yang kita beli, selain sebagai buah tangan juga sebagai bukti kehadiran kita di tempat wisata tertentu, seperti juga wisata religi di Masjid An Nahda Bojonegoro ini. Oleh-oleh yang memberi kenangan.

Oleh-oleh khas Bojonegoro pisang ledre sampai intip goreng dan aneka pie(Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Oleh-oleh khas Bojonegoro pisang ledre sampai intip goreng dan aneka pie(Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Kali ini mamah-mamah heboh RT 11 langsung menyerbu tenda-tenda UMKM yang menyediakan aneka makanan kecil untuk oleh-oleh, dari yang khas Bojonegoro seperti ledre pisang, sampai makanan khas Daerah lain seperti brem, bakpia, aneka pie , intip goreng, bahkan aneka coklat yang biasa jadi oleh-oleh haji.

Bermacam coklat, oleh-oleh favorit saya(Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Bermacam coklat, oleh-oleh favorit saya(Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Oleh-oleh di sini sangat beragam, dengan harga bersahabat dan ringan di kantong. Dari yang satu kemasan 5 ribu seperti kerupuk dan coklat, sampai jajanan lain yang berkisar 10-25  ribu per kemasan. Harga yang ideal untuk sebungkus oleh-oleh yang bisa dibagikan.

Menurut saya, oleh-oleh di sini relatif murah, sehingga pengunjung tidak segan-segan untuk berbelanja oleh-oleh untuk melarisi dagangan. Semoga gal ini tetap dipertahankan, sehingga menjadi sinergi positif antara pengunjung dan penjual oleh-oleh yang bisa mendukung pariwisata berkelanjutan.

Sambil mengobrol, saya bertanya pada Bu Endang (47 tahun), penjual oleh-oleh di tempat wisata religi, Masjid An Nahda Bojonegoro.

Bu Endang, pelaku UMKM, penjual oleh-oleh khas Bojonegoro (Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Bu Endang, pelaku UMKM, penjual oleh-oleh khas Bojonegoro (Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Yang berjualan di sini siapa saja, Bu? Harus mendaftar?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3