KS Story
KS Story Petani

Don't forget to smile today🙂!

Selanjutnya

Tutup

Video

Potret Kehidupan Episode 52 Tentang Optimisme

17 April 2024   22:52 Diperbarui: 18 April 2024   00:36 316 1 1

Ketika dirinya mengalami kesulitan atau kegagalan, mereka yang optimis akan memikirkan cara agar dapat melakukan yang lebih baik di kemudian hari dengan mengevaluasi faktor-faktor yang sekiranya bisa mengurangi kesalahan. Setelah dirinya berhasil, mereka akan menganggapnya sebagai pertanda baik pada hal-hal yang akan datang nanti.

Ada sebuah analogi yang dapat digunakan untuk menggambarkan tentang optimisme ini. Bayangkan saja! Ada sebuah gelas yang diisi air hingga setengahnya. Seseorang yang optimis akan memandang gelas itu setengah penuh, sementara seseorang yang pesimis memandang gelas itu setengah kosong. Kenapa berbeda?

Karena orang pesimisme menghindar dari hal-hal baru atau petualangan. Itulah yang menyebabkan mereka terpaku pada kemungkinan-kemungkinan negatif dan terperangkap oleh ketakutan akan kegagalan. Sedangkan orang optimisme, bagaimanapun, mereka membuka ide-ide baru, pengalaman baru dan kemungkinan baru. Mereka merasa bebas mempertimbangkan opsi baru dan mengubah bisnisnya barangkali, dan selalu ingin membuat kehidupan disekitarnya menjadi lebih baik. Orang optimisme lebih melihat ke masa depan dan menciptakan realitas yang luas dan berevolusi.

Pengalaman Pribadi. Saya yang sudah bersahabat dengan beberapa kegagalan di usaha yang berbeda, jarang sekali menyesali apapun yang sudah terjadi. Yang hilang biarlah hilang. Sehingga penonton yang biasanya nih, misuh-misuh, lucuu. Dan setiap saya mencoba hal-hal baru, ada saja pasti yang bilang....; eh tau nggak? Kegagalan sering terjadi pada orang-orang yang baru mencoba hal baru, lhoo. Saya tersenyum terlebih dahulu. Namun kemudian, tak lupa pula saya sambung; sebagian orang akan tertantang dengan kegagalannya dan sisanya akan tumbang dengan kegagalannya itu.  Itulah optimisme. Manusia bebas memilih tindakannya. Hah, terdiam mereka.

Orang yang tidak ada niat apalagi tidak optimis, sekalipun di ceramahin Jeff Bezos 12 jam pun kagak bakal mau mencoba. Apalagi yang tidak punya keterampilan. Keterampilan lebih butuh effort dan lebih worth. Selain mengasah kemampuan untuk berpikir kreatif juga memiliki manfaat lebih banyak untuk diri sendiri maupun sekitar. Dan menebarkan getaran yang baik ini pun, jelas akan banyak memberi manfaat positif seperti amal jariyah karena pada dasarnya kita membagi apa yang sudah kita tahu kebenarannya secara lansung. Begini perumpamaan nya; kamu mengajarkan orang cara membuat Burger agar dia mampu berjualan burger, kan? Itu sama dengan kamu memotivasi orang itu untuk sukses juga seperti pengusaha Burger. Kek-kek gitulah pokoknya. Optimisme itu menular.

Sangat mudah mendeteksi apakah orang itu pesimis atau optimis. Orang yang pesimis cenderung fokus pada masalah, sedangkan orang optimis lebih perhatian pada mencari solusi. Mereka yang optimis, jarang sekali menyesali apapun yang sudah terjadi. Pun, jika masih ada permasalahan akibat peristiwa yang terjadi maka mereka akan segera mencari segala akar penyebab dan alternatif solusi, serta melaksanakan alternatif solusi yang telah dipilih. Mereka bersikap lebih proaktif dan merencanakan apa yang bisa dilakukan selanjutnya. Bukan yang banyak alasan.

Tidak ada alternatif yang lebih baik daripada optimisme. Tidak ada. Pesimisme tidak mencapai banyak hal, dan tidak memiliki manfaat dibandingkan dengan optimisme. Semuanya tidak akan selalu luar biasa. Tetapi sikap optimisme dapat membantu kita melihat peluang baru, belajar dari berbagai situasi, dan terus bergerak. Bergerak dan bergerak, dan bukan mengutuk.

Saya, KS (42th) memilih untuk menebarkan getaran yang baik, yaitu tentang optimisme. Optimisme itu menular. Memiliki sikap optimis, dapat menginspirasi semua orang di sekitar kita. Sikap adalah segalanya. Perempuan yang optimis dapat membantu memotivasi pasangannya dan melibatkan orang sekitarnya untuk menjadi tim yang positif, ia akan mendorong orang terdekatnya untuk mencapai tujuan dan bekerja bersama untuk memajukan berbagai hal. 

Pun, optimis dapat melindungi diri dari kecemasan dan kekhawatiran tentang masa lalu dan masa depan, juga menjadi obat dari rasa putus asa, lebih merasa percaya diri dan tidak khawatir dalam menjalani kehidupan. Dan optimis juga dapat menghindarkan diri dari kondisi batin yang terpuruk dan hanyut pada kondisi buruk. Karena dengan optimisme, saya memiliki perlawanan yang kuat terhadap masalah dan keinginan yang kuat terhadap penyelesaiannya. Itulah modal pejuang.

Berjuang atau berhenti, adalah pilihan. Manusia tetap bebas memilih tindakannya. Kalo saya, saya selalu melihat kegagalan sebagai awal yang baru. Karena, kegagalan bukanlah akhir, bahkan seringkali merupakan awal dari sesuatu yang hebat. Ketika semuanya baik-baik saja, saya meluncur tanpa membuat lompatan kuantum. Ketika segalanya memburuk, dunia saya menjadi terguncang, yang mengharuskan saya untuk tumbuh, melihat hal-hal baru dan memulai dari awal. Optimisme ini pula yang memungkinkan saya belajar dari kegagalan, dan saya terus mengambil bagian atau bahkan beralih ke sesuatu yang lebih menantang. 

Iyaalaah. Berpikir negatif itu tidak sehat kuq. Orang optimis umumnya lebih bahagia lhoo. Dan kurang stres, apapun kondisinya. Mereka juga cenderung memiliki hati yang lebih sehat, ciyuuss. Selain itu, konon kata dokter, orang optimis memiliki kadar gula dan kolesterol darah yang lebih baik ha-ha-ha. Dan itu benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3