Pejuang Mimpi Episode 38
KAU dan AKU
Aku telah menemukan sampulku. Bab pertama aku beri judul KITA, dan halaman pertamanya adalah Kau dan Aku.
Memories,
Selalu aku yang memulai..., mengajakmu bicara dalam percakapan manis kita yang tak melulu dalam pesan singkat. "Kamulah yang menghangatkan ceritaku di tengah dinginnya hujan yang menderas tadi malam. Dan kau akan melanjutkan pembicaraan singkat kita. Tentang apa-apa yang ada di isi kepala".
"Akan senantiasa ku ceritakan padamu, segala yang kulakukan dilingkungan baruku. Apapun itu. Tentang aku..., dan mereka.
Akan senantiasa ku ceritakan padamu, segala yang kulakukan di setiap harinya. Tentang bagaimana aku disini berjuang..., memerangi sejarah sedih..., lengkap dengan menikmati dinamika yang bernama kehidupan. Akan senantiasa aku meminta padamu; "Berilah aku peringatan, setiap kali aku mulai salah langkah...!".".
Kau dan Aku,
Selalu aku yang memulai..., mengajakmu bicara dalam percakapan manis kita yang tak melulu dalam pesan singkat. "Apakah perasaanmu masih sedalam yang kuharapkan? Meski aku selalu menangkap isyarat itu. Aku akan tetap bertanya itu, tanpa malu-malu. Karena hampir setiap hari, aku ingin seperti sahabat denganmu, partner bisnis terbaikmu".
"Semalam, saat kau meneguk kopi yang sengaja ku buat pahit, aku ingin mengatakan banyak hal padamu; "Adakalanya..., aku ingin lebih bijak darimu, meskipun pada kenyataannya justru kau yang sering aku tuntut. Ada harapan yang aku simpan disini. Setidaknya untuk perasaan-perasaan yang aku dan kau telah rasakan. Kemudian kita renungkan. Karena tulisan aku nanti, ini memang isi hati yang kadang tidak bisa diungkapkan begitu saja. Sebab, urusan cinta dan perasaan, aku tidak suka bertele-tele. Itulah sebabnya, aku selalu menulis, __untuk satu perenungan akan perasaan. Dan bagaimana mungkin, aku bisa begitu mudah melupakan hal-hal spesial yang sempat kita lewati bersama".
Tentang Kau dan Aku,
Selalu aku yang memulai..., mengajakmu bicara dalam percakapan manis kita yang tak melulu dalam pesan singkat. "Aku tak pernah tau, kenapa kita dipertemukan Tuhan dengan janji sehidup semati di bulan tujuh tahun dua ribu? Aku, juga tak pernah tau, kenapa harus denganmu pula aku berbagi kisahku. Toh, semua terjadi begitu saja. Meski sebenarnya aku percaya..., tak ada yang benar-benar terjadi begitu saja. Dan jika saat itu aku dan kau tidak berani menyatakan perasaan kepada orang tua kita. Kita pasti akan dihantui pertanyaan seumur hidup; apa kau pernah mencintai aku juga...?".
"Allah memang Maha Romantis, ya? Dia telah membuat aku dan kau belajar banyak hal tentang jatuh cinta, tentang menjaga perasaan..., tentang mengelola hati yang pernah terlanjur orang buat patah, hingga jatuh dan belajar bangkit berjalan lagi, dan bahagia kembali".
"Selalu ada yang merencanakan segala hal. Dia yang maha perencana, segala hal yang ada di dunia ini, selalu atas kuasa dan ingin-Nya. Termasuk kenapa aku dan kau, akhirnya ditautkan. Dekaat..., lalu, __ berbagi banyak hal. Seperti yang sering-sering kau sebut, "Mungkin, memang akulah takdirmu" .".
"Aku juga ingin. Bukan kau yang selalu berkata iya walaupun kau tahu aku salah, tapi kaulah yang membuat aku lebih bijak untuk mempelajari kehidupan ini. Bukan kau yang selalu memberiku hadiah-hadiah mewah, tapi kau yang selalu membuatku mengerti..., dan tahu bagaimana untuk menyikapi kehidupan ini. Bukan kau yang selalu menyembunyikan realita kehidupan dan seakan semua selalu indah, tapi kau mengajariku untuk siap dan tangguh untuk menghadapi sisi kehidupan yang lain. Bukan kau yang selalu mengalah untuk menghindari permasalahan, tapi kau yang diam sejenak untuk mencari waktu yang tepat untuk kemudian mencari jalan keluar terbaik bersamaku. Bukan kau yang hanya dapat mengenalkanku pada gemerlap dan kemewahan yang di tawarkan dunia, namun kau yang tahu bagaimana membuatku tak pernah melupakan iman untuk menjalani hidup. Bukan kau yang selalu bersikap dominan, tapi kau yang selalu menjadi partner terbaik untuk menjalani kehidupan. Bukan kau yang hanya ada di saat hidup berpihak padaku, tapi kau yang akan selalu ada di saat hidup tak berpihak padaku, menggenggam tanganku erat..., memberi kepercayaan padaku..., dan membantuku berdiri lebih tegap. Bukan kau yang selalu meminta waktuku hanya untuk di habiskan bersamamu, namun kau yang ingin aku bijaksana membagi waktu dan mengerti apa itu quality time. Bukan kau yang mendukungku ketika merasa hidup ini tak adil, tapi kau yang akan mengatakan "TUHAN selalu mempunyai rencana indah, dan itu akan di mengerti ketika waktunya tiba", kau mengajariku untuk melihat dari sudut pandang kehidupan yang lebih luas. Bukan kau yang hanya berkata "I Love you", tapi kau yang benar-benar menyayangi, menjaga, dan memberi yang terbaik untukku untuk membuktikan cintamu. Bukan kau yang selalu memberi apa yang aku inginkan, tapi kau yang mengajariku untuk menghargai apa yang aku miliki".
Selalu aku yang memulai..., mengajakmu bicara dalam percakapan manis kita yang tak melulu dalam pesan singkat. "Dibelahan dunia manapun, ada banyak orang menyesal. Seperti yang diceritakan di film-film, dan telenovela. Tentang perasaan yang tak kunjung diperjuangkan. Dan itu..., itu jelas bukan, __kau".
"Aku masih ingat, kau tak pernah menghiraukan perkataan mereka. Tapi kau tetap memilih menikah denganku. Sepenuh hati. Iya, sepenuh hati. Kau tau itu artinya apa? Artinya..., akulah perempuan yang pernah mereka buat begitu patah. Tapi aku lebih memilih..., untuk tetap memikirkan perasaan-perasaanku yang tumbuh didada".
Seperti yang kau selalu bilang..., "Ini bukanlah perasaan yang salah. Setiap orang berhak dijatuhi cinta, dan cinta tak pernah salah. Perasaan adalah perasaan. Meski saat jatuh cinta, seringkali membuat kita patah. Cinta akan terlihat kejam dan menyakitkan, jika kita terus memikirkan mereka".
Satu hal yang selalu kita bicarakan dari tahun duaribu hingga tahun ini; "Kita, adalah dua orang yang percaya akan cinta. Kita, adalah dua orang yang selalu yakin bahagia itu tumbuh. Meski berkali-kali banyak orang yang ingin membunuhnya. Tapi aku, aku tak pernah takut..., __kehilangan kekasih hatiku".
"Akupun juga tak peduli..., jika mereka masih bilang, "Akulah yang jatuh cinta, hanya aku, bukan dirimu. Akulah yang diam-diam memerhatikanmu, sedangkan kau tidak, ahaaa, Tuhan, cabut cepat nyawa mereka, aku males ribut. Toh, kau pun tahu, selama ini aku adalah, seseorang yang begitu cuek dan bahkan tabah".
"Kaulah yang mengenalku dan percaya, aku memang dilahirkan untuk menjadi istri Indosiar yang sangat tabah hahaha. Bahkan melebihi apa yang orang lihat padaku. Apapun yang terjadi kemaren, hari ini, ataupun esok hari, aku tetaplah menjadi seseorang yang kau kenal baik, sebagai tokoh utama dalam pemeran film indosiar kita, yang sangat tabah keliatannya tapi sebenarnya sangat pemarah juga".
"Apakah kau masih ingat apa yang dikatakan mereka tentang kau dan aku dulu? "Hallo mas bro, yakin kau bisa atur ini perempuan? Tuhan aja kasih alis, dia hapus lalu dia gambar ulang". Kau jawab; 'tetap aku yang paling tahu, bahwa alisnya KS itu asli dan seumur hidupnya, alisnya, __enggak pernah digambar ulang'.".
"Dan, aku juga masih ingat kau jawab apa. Kau bilang pada mereka; "Kita memang punya alasan untuk tetap bersama. Kita memang punya rindu sebagai alasan karena memang masih ingin bertemu. Tuhan membiarkan rasa ini tetap ada dan itu tandanya, Dia punya rencana indah untuk kita. Kita memang punya cinta sebagai alasan karena memang masih ingin terus bersama. Tuhan membiarkan rasa ini tetap tumbuh dan itu tandanya..., aku dan kau adalah kita yang telah jauh direncanakan-Nya sebelum pertemuan itu ada".
Kau juga bilang padaku, waktu itu; "Apapun itu tentang mereka..., usah kau merajuk, tetap ada rindu yang membujuk. Usah kau meminta tentang cinta yang sempurna. Cukup temani aku di sepanjang hembusan nafas hidupku. Meski tak ada yang abadi dalam dunia fana ini. Namun percayalah, itu semua tidak berlaku dengan kisah kita yang akan terus abadi di dalam indahnya peraduan waktu".
"Weeeeh. Apa kabar kepoers? Kita ndak ngurus urusan orang ya, yang kita urus jualan kita saajaa. Ada harga ada rupa. Kepoers, Kita juga ndak ngurus urusan rumah tangga orang ya, yang kita urus rumah tangga kita saajaaa. Jatuh cinta tidak mengenal "tipe". Ia lah yang peduli fisik dan isi kepalaku. Dan ia tau pula, jantungku berdebar kencang bila berada di dekatnya".
FYI. Aku telah menemukan sampulku. Bab pertama aku beri judul KITA, dan halaman pertamanya adalah tentang 'Kau dan Aku'. Kita dengan cara hidup kita yang sekarang, yang kita yakini baik dan benar, adalah produk dari semua apa yang kita lalui, waktu demi waktu, momen demi momen.., sejak bertemu hingga cinta kita ditautkan. Dan karena tidak ada lebih dari satu orang di dunia yang bisa memiliki pengalaman cinta yang benar-benar sama selama perjalanan hidupnya, itulah sebab nasib cinta seseorang itu tidak bisa sama dan tidak bisa dirumuskan.
Bab pertama adalah kita. Halaman pertamanya adalah tentang Kau dan aku. Kau dan aku adalah kita. Kita dengan segala cerita yang terajut indah, meski kadang tak semudah biasa. Kita ada..., meramaikan warna-warni goresan lukisan hidup antara kau dan aku, dan mereka. Kita ada...., untuk melihat hidup dengan lebih bijak dan dewasa lagi, lagi... dan... lagi. Kita ada.., untuk belajar memaknai cinta diantara perempuan dan pria.
Kau dan aku punya kisah masing-masing, namun takdir selalu mempertemukan aku denganmu, dan melahirkan kisah, __tentang kita. Yah..., kau dan aku adalah dua ketidaksempurnaan yang sedang saling melengkapi untuk menjadi sempurna. Kau dan aku menghidupkan kita. Dalam keterhubungan yang perlahan terjalin indah, dan juga mengenalkan rumit untuk berbaur sederhana.
Waktu berjalan.., akupun mencoba..., menyeimbangkan langkahku dengan langkahmu. Dan seperti yang terlihat sekarang? Aku selalu berdiri tegak, berdiri tegak. Aku yang selalu menerima kau kembali di depan pintu, berdiri tegak mencium tanganmu dengan tulus. Dan ketika aku menemukanmu didepan pintu, kau pun juga tahu, perasaan gundah itu hilang..., dan menguap tak berbekas.
Seperti aku..., semalam kau pun mengatakannya padaku dalam kata yang tidak lagi samar. Dalam kisahmu, yang akupun menyadari bahwa "akulah tokoh utama kisah-mu itu! Akulah orang itu, orang yang selalu...., bangga memilikimu". Dan pada akhirnya, aku tetaplah aku. Begitu juga sebaliknya. Kau yang selalu bilang tidak akan menyakitiku. Dan kau jua, yang membuat aku selalu menunggu dan mengamati setiap langkahmu. Dan akupun, tetaplah aku, aku yang selalu bangga menawarkan diriku untukmu. Mendengarkanmu. Dan aku pulalah yang selalu menunggumu kembali, dan aku juga yang selalu percaya akan janjimu.
"Terima kasih untukmu, yang masih membutuhkan aku dengan kekuatan yang tak semua orang mampu menerka. Terima kasih juga untuk tak menyerah, meski jalan kita bersatu kadang tak mudah. Jangan menyerah untuk kita, meski dunia terkadang tak memihak di setiap langkah. Terima kasih, kamu masih menguatkan aku. Terima kasih untuk itu, terima kasih sekali lagi..!"
Hhmm, Ingin rasanya aku mengulang-ngulang katamu yang tidak lagi samar, "akulah tokoh utama dalam kisah-mu!". Bukan mereka. Mereka hanyalah pemeran antagonis yang selalu dihadirkan Tuhan untuk membuat kisahku denganmu semakin bermakna.
Dan....,
"Teruntuk kamu, yang hidup tanpa sponsor siapapun, dikuatin lagi bahunya, ya! Dan semoga..., dilancarkan lagi rezekinya. Jadilah hebaaat, setidaknya tunjukkan potensi terhebatmu. Manfaatkan setiap kesempatan...., rebut dan ciptakan kesempatan bila tidak ada. Do'aku menyelimuti perjalananmu dimanapun kau berada.".
Setiap perempuan selalu memiliki cerita untuk dibagi bersama. Yuk, ikut Share KS Stories dan bagikan ceritamu juga untuk kita. Because sharing is caring. Bye, kepoers! Jangan lupa bahagia!
#KSStory #KSGarden #KSMotivasi
#PejuangMimpi #Episode38 #KauDanAku
#KSLifestyle #KSFamily
#Pertanian #Berkebun
#Reels #Fbpro #fyp #vod