Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Pejuang Mimpi Episode 68
Jangan Malu Terlihat Hidup Sederhana
Hidup tenang adalah impian semua orang. Menurut saya pribadi definisi bahagia salah satunya yaitu ketenangan. Dan tenang itu bukan sesuatu yang bisa selalu dibeli dengan uang, buktinya masih banyak juga orang yang bergelimang harta namun hidupnya malah makin tidak tenang sebab tekanan dari hartanya, dll.
Pada dasarnya, masih banyak orang yang malu atas kondisi keluarganya yang hidup dengan sederhana. Melihat orang lain hidup dengan lebih dari cukup membuat dirinya gengsi dan merasa berada di level yang paling bawah. Padahal, bukan berarti hidup sederhana harus merasa insecure.
Secara logika, kita gak bisa memilih dari keluarga mana kita akan lahir dan dibesarkan. Sederhana maupun lebih dari cukup sebenarnya sama saja, yang jadi masalahnya adalah kita mau nggak menerima semua itu. Keluarga yang kita miliki adalah anugerah terbesar dari Tuhan. Kita gak perlu merasa malu atau bahkan minder dengan keluarga yang sederhana sekalipun hanya sebatas cukup dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Merasa malu karena kondisi keluarga yang sederhana tu gak akan membantu kita dalam mengubah nasib. Bahkan itu hanya akan membuat kita merasa terpuruk secara perlahan dan merasa lebih rendah levelnya dari orang lain. Cobalah untuk bersikap lebih percaya diri dengan apa yang kita miliki saat ini. Jangan sampai rasa malu tu menghalangi dan menjadi penghambat untuk bisa mengubah nasib menjadi jauh lebih baik.
Bagaimana caramu tetap bisa tenang di segala situasi? Mampu berpikir luas. Apa yang membuatmu hidup tenang? Hidup sederhana.
Saya mau share tentang apa-apa yang membuat saya tenang menjalani hari-hari.
Pengalaman Pribadi;
Cara saya menikmati hidup dengan cara paling sederhana ya, __dengan menjalaninya. Enak ga enak, beginilah kehidupan. Saya menerima kenyataan, bahwa malam itu untuk rembulan dan siang untuk mentari. Hhmm, jadi saya gak perlu harus selalu tahu tentang alasan kenapa konsep itu ada. Tapi saya belajar..., memahami bahwa semua alasan dari setiap hal yang terjadi tidak harus selalu saya mengerti. Begitulah cara sederhana saya agar hidup saya lebih mudah.
Daripada saya terus memikirkan alasan keberadaannya manusia, atau hal sepele kenapa rasa gula itu manis. Lebih baik saya menerima semuanya sebagai bentuk kesatuan dari takdir sang pencipta. Garam yang asin dan gula yang manis, keduanya sama-sama saya butuhkan. Membedakannya dalam satu kualifikasi hanya membuat kepala saya penuh. Saya jalani kehidupan ini dengan sederhana. Makan ketika lapar dan minum saat haus. Badan serasa lengket tinggal mandi, tidur kalo ngantuk. Itulah hal-hal sederhana yang saya sebut sebagai 'rutinitas kehidupan manusia'.
Ngomongin soal rutinitas kehidupan manusia, pernahkah kallen bertanya? Sebenarnya kita hidup untuk apa....? Dan mengapa kita harus melakukan rutinitas yang hampir sama selama hidup? Jujur, KS dari lahir sampai tamat kuliah, gak pernah bosan dengan hidup (bukan bosan hidup ya.... beda cerita). Mari kita ngobrolin senang-senangnya dulu.
Saat SD, yang saya takutkan hanyalah tidak selesai PR apalagi PR Matematika. Saya malu, kalo PR matematika saya ga ponten 10. Sebab ayah kan guru matematika. Selepas pulang sekolah, PR dulu yang diselesaikan. Setelah tu baru main. Saya rajin memanjat cerry depan rumah dan jambu monyet di depan pekarangan rumah tetangga. Lalu bermain ke sungai dekat rumah. Repeat..., tapi gak pernah bosan.
Saat SMP yang saya takutkan hanyalah tidak bisa dapat juara karena saya langganan juara di kelas. Selepas pulang sekolah, belajar kelompok dulu dirumah, ngerjain PR dan bebersih rumah. Setiap hari Minggu, berdagang bantu orang tua. Repeat..., tapi gak pernah bosan.
Saat SMA tetap sering main diluar rumah, tapi semakin rajin belajar karena mau ngejar predikat siswa teladan gitu. Sesekali les..., ngerjain PR, bebersih rumah. Main lagi dan lagi. Repeat.... tapi gak pernah bosan huahaha.
Saat kuliah, saya kalo lagi stress dengan tugas-tugas kuliah yang menjelimet apalagi kalau ada praktikum, bisa-bisa saya gak tidur, begadang, belajar ngerjain tugas, akhirnya wisuda. Belajar tu kek gak ada kebosanan sama sekali.
Sampai tiba saatnya kerja perdana di usaha keluarga, tapi kerjaan gak ada yang jelas hahaha. Ngalor ngidul, sementara umur bertambah. Naah udah mulai bosan dengan hidup. Akhirnya lamar sana sini, interview sana sini. Akhirnya dapatlah kerjaan yang tetap dengan gaji yang tetap juga di kota. 10 bulan pertama belum bosan dengan aktivitas yang di repeat dari hari ke hari, tapi setelah 1 tahun bekerja. Hidup di kota tu keras. Pindah kerja ke daerah. Akhirnya bosan sendiri karena aktivitas yang dilakukan sama dari bangun tidur sampai tidur lagi. Kerja lagi, pindah kantor lagi. Tapi sambil berdagang. Repeat..., ga bosan-bosan.
Akhirnya corona pun datang, yang mengharuskan untuk lebih banyak di rumah. Usaha ditutup. Gubraaaaak..... semakin bosan dengan hidup, bangun tidur liat rumah sampai tidur lagi. Ketemu orang itu-itu aja. Jadi seharian tu ya, eh lu lagi lu lagi. Ga pernah ketemu orang.... Hahaha. Aaaaaah sudahlah,,,, wkwkwkwk,,,,,, ketawaiiin aja.
Dari cerita rutinitas kehidupan manusia kita belajar. Masalah akan terus datang setiap saat. Tapi setidaknya kita harus'mencoba' tenang. Jika tidak, masalah akan semakin sulit untuk dipecahkan. Maka saya, belajar untuk Fight Right. Buat apa membesar-besarkan masalah hanya karena kita panik dan tidak sabaran. Ketenangan adalah kunci dari tidur yang nyenyak saya setiap malam.
Haiii..., saya telah sembuh...., sudah bisa berteman dengan diri sendiri..., dan tidak lagi berbasa-basi. Saya menghitung syukur setiap hari. Pikiran yang tenang itu sungguh tak ternilai harganya..., dan tidak datang begitu saja. Banyak hal yang telah saya lewati, masa-masa sulit saya sudah terlewati begitu saja dan saya sudah bisa hidup dengan baik-baik saja. Setelah pertarungan panjang itu saya menyadari bahwa seberat apapun masalah hidup saya..., saya tetap akan tenang jika saya percaya dengan Tuhan. Tuhan tidak akan membiarkan saya sendirian, setiap permasalahan pasti ada jalan keluar. Sekarang saya sudah lebih baik. Saya harap siapapun yang membaca tulisan KS episode ini, tetaplah melangkah melewati badaimu! Kabarnya, ada pelangi yang menunggu di ujung jalan. Wkkwkwaa.
Hidup memang begini. Segala sesuatu di dunniyya ini sebetulnya berusaha mencari titik kesetimbangannya. Tekanan kuat yang menimpa akan dilawan dengan gaya yang berlawanan. Tanpa disadari, itulah yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. "Menurut hukum Fisika : tekanan berbanding lurus dengan gaya. Kalo hidupmu penuh tekanan, berarti kamu kebanyakan gaya." Mendengar kalimat ini saya jadi ingat S=W/F. S adalah perpindahan. W adalah usaha. F adalah gaya.
Ha, itu berarti....? Jika hidup ingin ada perubahan..., maka jangan banyak gaya tapi perbesar usaha. Rumus yang menyenangkan bukan?
Pada kenyataannya..., ketidakbahagiaan manusia berawal dari keinginan untuk merubah hal-hal yang tidak bisa diubah. Menurut saya, sia-sia jika kita berharap pada sesuatu yang tidak bisa kita ubah. Mau sampai kapanpun atau sekuat apapun kita berusaha merubah hal-hal yang tidak bisa kita ubah tu, kita tidak akan mendapatkan apa yang kita usahakan. Itulah kenapa, fokus pada tentang apa yang mungkin, tentang apapun yang bisa dicapai, tentang apa yang bisa dilakukan dan diusahakan/diwujudkan, dan tidak memikirkan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan tujuan, visi, dan realita hidup. Waktu dalam hidup terbatas..., sehingga penting untuk mengejar impian yang benar-benar berasal dari hati sendiri. Kebahagiaan sejati datang ketika kita hidup sesuai dengan nilai dan tujuan yang kita yakini, bukan sekadar memenuhi harapan orang lain.
Saya mengabaikan banyak hal dari luar yang tak bisa saya kendalikan. Saya selalu mengingatkan diri saya..., bahwa ada hal-hal di luar yang tidak bisa saya kontrol, seperti ucapan dan tindakan orang. Jadi, saya memilih sikap yang terbaik, __yaitu fokus pada diri sendiri. Tidak perlu membuktikan apapun kepada siapapun selain diri saya sendiri. Tidak perlu menjelaskan diri saya kepada orang yang tidak ingin memahami saya. Tidak semua orang layak mendapatkan akses ke cerita saya. Saya tidak memaksakan diri (ngoyo) di atas batas kemampuan demi mengejar apa. Kepopuleran..., pengakuan..., penerimaan..., eksistensi, dikejar tidak akan pernah ada habisnya. Duh. Jangan sampai deh yaa, saya menghalalkan berbagai macam cara demi meraihnya lalu mati dalam mengejar hal-hal yang sia-sia.
Berpikir realistis, berpikir tentang apa yang mungkin, tentang apapun yang bisa dicapai, tentang apa yang bisa dilakukan dan diusahakan/diwujudkan, dan tidak memikirkan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan tujuan, visi, dan realita. Saya tidak mengharapkan banyak hal yang tidak realistis..., tidak berangan-angan mengharapkan kejadian/keadaan/hal yang tidak masuk akal..., itu melelahkan secara mental, bisa gila.
Saya bukan pusat dunia..., saya hanya bagian kecil di dalam hamparan tata surya yang luas.
Saya berhenti mempertanyakan semua hal, karena saya menjadi tidak tahu pun bukan sesuatu yang buruk. Saya tidak direpotkan dengan spekulasi orang lain..., pikiran negatif orang lain juga hal-hal toxic lainnya. Saya melindungi diri saya dengan..., ya udah saya kayak punya hidup sendiri aja. Yaah, jadi saya ga tau. Orang lagi ngomongin apaa..., saya ga perlu tahu orang lain ngomongin apaa..., berkomentar apaa. Biar aja orang lain. Dan tidak lupa pula saya..., membuang orang-orang toxic ke tempat sampah, wkwkka. Ini menenangkan, gaeess!
Saya tak lagi punya waktu untuk membandingkan dan mengurusi kehidupan orang lain. Menjauh dari lingkungan yang toxic, karena saya tidak lagi mengejar pertemanan. Nggak lagi ikut kumpul-kumpul tanpa ada makna dan gunanya. Setiap hari, saya bersyukur pada semua yang telah dimiliki. Tak lagi mengeluh atau meratapi hal-hal yang belum dipunyai. Saya tidak meletakkan harta di dalam hati. Mencarinya guna memenuhi kebutuhan hidup, bukan untuk memenuhi gaya hidup. Jadi, tidak perlu malu terlihat hidup sederhana. Fokus pada kehidupan sendiri. Hidup sederhana.., minimalis, apa adanya, dan tidak hedonis.
Kesederhanaan makin langka ditemukan pada zaman yang semakin modern sekarang ini. Orang-orang seolah berlomba untuk menjadi yang terdepan dalam mengikuti tren. Gaya hidup yang konsumtif makin didukung oleh gencarnya promosi yang dilakukan para pebisnis. Bukan rahasia lagi, gaya hidup mewah dan konsumtif yang berlebihan akan memberikan banyak keuntungan bagi sebagian orang yang berbisnis di bidang tersebut. Oleh karena itu, dibuatlah framing bahwa kesederhanaan itu ketinggalan zaman.
Padahal ya, pangkal dari pemborosan dan gaya hidup konsumtif tanpa disadari telah mendidik orang-orang di dunia untuk selalu merasa kurang. Misalnya pakaian sudah satu lemari besar masih merasa kurang, tambah jadi dua sampai tiga lemari lagi. Sementara tubuh ini hanya satu, wkwka. Setiap memakai pakaian tidak mungkin sampai sepuluh lapis. Seiring berjalannya waktu, saya tersadar bahwa kesederhanaan sudah semakin langka ha-ha ha. Saya berhenti berbisnis sandang lalu beralih ke bisnis pangan beberapa tahun terakhir.
Saat orang malu jika terlihat sederhana karena akan terlihat tidak mampu dan menderita, saya memilih hidup di daerah hening nan damai. Bebas dari suasana yang gaduh dan berisiknya gelap malam.., bergerak di alam terbuka setiap hari. Itu buat menyenangkan jiwa dan raga saya. Sekaligus bersahabat dengan alam dan seisinya. Saya tidak mengurusi urusan orang lain. Yang tidak perlu tahu, saya tidak ingin tahu, dan saya tidak mau tahu. Saya tidak peduli, dan tidak mau ikut campur. "Bagimu urusanmu, bagiku urusanku", itu saya jadikan slogan. Dan saya..., menjalani hari hari saya seperti saya menjalani hari terakhir saya. Itulah kenapa saya selalu memanfaatkan setiap waktu saya dengan maksimal. Seperti ini. Lihat videoklip. Dan itu..., bisa meminimalisir terjadinya penyesalan di hari esok.
25 tahun belakangan, saya belajar bagaimana caranya bergaya tanpa tekanan. Saya belajar tentang Income atau Pendapatan. Pendapatan sendiri ada 3 macam, yakni aktif income, pasif income, dan portofolio income. Saya kupas sedikit. Biar kallen tu ga mikir macam-macam lagi PNS kok masih usaha sana sini. PNS tu ga bisa bikin hidup tenang dan enak. Ga bisa mikir buat nolong orang..., orang buat keluarga sendiri aja masih ngos-ngosan. Ya kan? Karena pendapatannya sudah tertakar. Itulah kenapa dari dulu tu saya selalu harus punya usaha diluar berpenghasilan tetap.
Saya mau share tentang apa yang sudah saya pelajari saja, ya! Aktif income adalah pendapatan yang kita dapatkan ketika kita bekerja. Tidak bekerja maka tidak dapat income. Contohnya pedagang, petani, karyawan bank, guru, PNS kayak saya ini, dan lain-lain. Pasif income adalah income yang terus kita dapat walau kita tidak bekerja. Pasif income tu, semua tergantung jumlah investasi kita. Ini saya ketahui waktu saya kerja di bank. Ada Surat Berharga, seperti Deposito, Saham, Reksadana, Obligasi, Surat Paten yang menghasilkan Royalti, dsbnya. Kemudian, properti yang kamu sewa-sewakan atau bagi hasilkan. Seperti kos-kosan, ruko, apartemen dan kios. Saya berhemat demi bisa punya ruko dan menanamkan prinsip jangan malu terlihat sederhana. Pas saya dulu menguli di toko saya sendiri, haa dihina cantik-cantik koq bungkus tepung dan gula hahaha. Dianggap kehilangan pekerjaan. Padahal ya, hasil dari usaha itulah saya bisa membeli tanah dan kebun. Saya sudah mencoba bisnis yang jalan tanpa kita tu diusia 27 tahun. Minimarket, caferesto, mebel, saumel dan craser. Tapi gaess, mengelola orang memang tak mudah. Bangkrut di umur 35 tahun, hahaha. Itu biasa dalam bisnis, karena banyak faktor. Bisa iklim usaha, dll. Kejatuhan hanya bisa bangkit karena Portofolio Income. Capital gain atau kenaikan dari seluruh aset kita tanpa sadar bangun rumah dulu 2M, sepuluh tahun kemudian jadi 10M. Tanah dulu se ha cuma 15jt jadi 500jt karena tepi jalan. Hutang sekianpun, masih nutup dengan jual tanah sepetak sekarang. Itu yang banyak orang tak tau.
Hugh Hefner dalam kutipannya menekankan pentingnya menjalani hidup sesuai dengan keinginan dan impian pribadi, bukan mengikuti ekspektasi orang lain. Setiap individu memiliki jalan hidup yang unik, dan membiarkan orang lain mendikte pilihan kita hanya akan membuat kita kehilangan jati diri. Hidup yang bermakna adalah ketika kita berani mengikuti passion, keyakinan, dan tujuan sendiri, meskipun itu berbeda dari pandangan umum.
Saring dulu penilaian orang Lain. Di dunniyya ini, emang banyak orang yang terlalu mudah memberikan penilaian terhadap orang lain. Ada yang memang benar-benar peduli dan ingin agar kita menjadi lebih baik. Namun tidak sedikit yang hanya berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu dampaknya. Kita tidak perlu untuk menelan mentah-mentah semua penilaian orang lain kepada kita. Terutama ketika kita menerapkan gaya hidup sederhana, akan banyak orang yang mengomentari perubahan kita. Sebaiknya kita saring terlebih dahulu komentar dan penilaian orang lain tersebut. Terima yang memang bermanfaat saja.
Tak perlu malu terlihat hidup sederhana. Tindakan nyata lebih berharga daripada penjelasan panjang. Keberhasilan akan berbicara sendiri, sementara suara-suara negatif akan mereda seiring waktu. Tetap teguh, fokus, dan biarkan hasil menjadi pembelaan terbaik. Gaya hidup sederhana justru akan menjadi trend yang memiliki banyak manfaat. Sekarang, berbagai pihak mulai menyuarakan ajakan untuk memulai kesederhanaan dalam aktivitas sehari-hari.
Saya berpikir bahwa tidak semua orang tu harus memahami saya, karena saya hidup untuk diri saya, bukan untuk mereka. Hidup adalah sebuah ujian dan seperti simulasi permainan game, penuh tantangan yang harus ditaklukkan..., dan ini adalah tentang bertahan hidup agar bisa naik level. Nikmati saja hitam dan putihnya kehidupan. Menerima kenyataan hidup..., walaupun saya tidak menyukainya tapi saya berdamai dengan takdir.
Ketika satu pintu tertutup, saya percaya pintu lain akan terbuka jika saya senantiasa bergerak. Apa yang benar-benar untuk saya, tidak akan pernah melewatkan saya. Saya tidak akan memaksakan diri untuk berada di tempat yang tidak membuat saya merasa diterima. Toh. Saya tidak mencari pengakuan, tapi saya mencari ketenangan. Dan untuk itu, saya memilih untuk memaafkan, bukan karena orang lain pantas, tapi karena saya layak untuk damai.
Dalam dunia yang penuh dengan kebisingan, kadang kita perlu merenung dan memilih kata-kata dengan bijak. "Saya menghargai momen-momen tenang dan menggunakan suara saya hanya untuk hal-hal yang berarti". "Sekarang...., udah bukan waktunya lagi mikirin penilaian orang lain sama kita. Sekarang lebih baik fokus aja..., sama diri kita sendiri. Jadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Niatkan dengan baik..., ikhtiarkan dengan baik..., cukup menjadi apa yang Allah suka dan Allah ridhoi. Insyaallah hidup kita akan lebih bermakna dan bahagia".
Saya bersyukur atas keadaan hidup yang tidak baik-baik saja. Saya belajar untuk tidak menghindari rasa sakit, tetapi untuk belajar darinya. Karena, tidak ada yang lebih indah daripada menerima diri saya apa adanya. Hal-hal buruk pun harus disyukuri dan dinikmati. Tidak overthinking. Bersyukur dan merasa cukup. Merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Tidak silau dan dengki dengan kemewahan hidup dan pencapaian orang lain. Jalan hidup setiap orang berbeda. Nikmati saja hidup yang biasa-biasa saja ini. Memang ada susah dan senangnya karena hidup tidak sempurna. Tidak membanding-bandingkan diri dan hidup kita dengan orang lain. Karena itu cara tercepat untuk membuat depresi dan menderita. Saya tidak mau begitu.
Tidak semua konflik perlu diselesaikan dengan berdebat, kadang mengalah adalah solusi terbaik. Saya percaya bahwa saya tidak bisa mengubah orang lain, tetapi saya bisa mengubah cara saya merespons mereka. Setiap kata-kata memiliki kekuatan, oleh karenanya saya memilih untuk berkata dengan bijak. Saya lebih memilih menjadi pendengar yang baik daripada berbicara tanpa makna. Sesekali menyendiri..., menyendiri, menyendiri. Membaca buku dan menonton film. Berdoa.
Saya tidak berkewajiban membuat semua orang bahagia karena itu bukan tanggung jawab saya, tapi saya berusaha untuk tidak menyakiti siapapun. Menemukan teman yang baik dan berdiskusi dengannya. Agar hidup lebih damai dan tentram. Tidak menilai keberhasilan seseorang dari pencapaian mereka, tapi dari bagaimana mereka memperlakukan orang lain. Berusaha untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain, karena setiap orang punya cerita dan perjalanan unik. Saya percaya setiap orang punya waktunya masing-masing untuk bersinar.
Dan yang paling pertama perlu saya terapkan adalah selalu bersyukur dan merasa cukup. Dengan selalu bersyukur, saya dapat menghargai apa yang sudah saya miliki. Melihat kembali apa saja yang sudah saya miliki. Dan menanamkan dalam diri bahwa apa yang saya miliki sudah cukup. Saya tidak perlu menambahnya dengan jalan yang tak baik. Saya hanya belajar untuk mensyukuri dan menghargai momen-momen yang ada, sekecil apa pun itu, __karena setiap momen memiliki arti dan dapat menjadi pengingat akan indahnya perjalanan hidup.
Setiap pengalaman buruk adalah bagian dari perjalanan menuju kebaikan yang lebih besar. Rasa sakit yang saya alami membawa lebih dekat pada kebijaksanaan. Belajar. Bersyukur. Berusaha. Berdamai. Berdoa.
Demikianlah tips hidup sederhana yang bisa saya lakukan dengan bahagia. Jangan lupa untuk membagikan informasi ini kepada keluarga dan teman-teman kita. Percayalah! Kamu dan orang di sekitarmu akan merasakan banyak manfaat dari kesederhanaan yang dilakukan. Saya sudah mencobanya.
Makin ke sini, apa pun situasi yang saya hadapi, saya biasanya berhasil menguasai diri dan menguasai keadaan. Saya tenang dan beneran tenang lho, enggak pura-pura. Ngapain pura-pura. Sejauh ini kegiatan apa saja yang saya lakukan, saya dapat memilih tetap nyaman dan tenang, maka semua berjalan baik. Semoga terus begitu.
Apakah kamu ingin bergaya tanpa tekanan?
Jangan Malu Terlihat Hidup Sederhana! Mulai sekarang kamu harus sabar dan disiplin ketika punya Income. Caranya? Sisihkan dulu (bukan kalau ada sisa), untuk investasi, belajar, dan take action. Kemudian terus sisihkan aktif income kamu ke hal-hal yang menghasilkan pasif income dan portfolio income. Dan ketika pasif income kamu sudah besar, lebih besar dari gaya hidup yang kamu inginkan, silahkan bergaya. Maka kamu akan bergaya tanpa tekanan yang berarti.
Sekian dulu dari saya, tetap terhubung dengan KS Story yaaa!
#KSStory #KSMotivasi #KSGarden
#PejuangMimpi #Episode68
#JanganMaluTerlihatHidupSederhana
#Reels #Fbpro #Fyp #Vod