Kapuk kapas putih terbang melayang di udara
Mentari pagi tersenyum saat engkau di jendela
Kerudung hijau menari lembut dalam cahaya
Wajahmu berseri, hatiku pun ikut bergetar rasa
Aku hanya berdiri di balik jendela sederhana
Tak tahu ada rindu yang memandangku dari jauh sana
Embun pagi jatuh di hati yang masih belajar setia
Aku hanya perempuan yang menjaga amanah keluarga
Duh Putri Kyai, hijau itu membuatku terkesima
Setiap helai napasku hanyut melihatmu ada di sana
Andai aku berada dekatmu walau sekejap saja
Kan ku titipkan pada Tuhan tentang hati yang jatuh cinta
Aku tak memiliki apa-apa selain doa yang kupunya
Jika pun ada hati yang datang, aku serahkan pada-Nya
Jalanku telah dititipkan keluarga sejak lama
Bukan menolak, hanya menjaga agar tak ada luka
Duh Putri Kyai, setiap kata tentangmu kutulis pelan
Mimpi bidadari yang tak tersampaikan di antara awan
Karena cinta dan kasihmu lebih dulu kau hadiahkan
Untuk Abahmu, untuk bakti yang tak pernah kau tinggalkan
Jika takdir tak mengizinkan dua hati saling menyatu
Biarkan kenangan menjadi doa sunyi yang tak pernah layu
Aku menghargai cinta yang kau simpan begitu jauh
Semoga Tuhan membalas setiap ketulusanmu
Andai aku bisa mengucapkan kata terakhir untukmu
Tentang janji yang kusematkan sampai nafasku berlalu
Aku pun menitipkan restu pada jalan yang kau pilih
Semoga Tuhan merangkul hatimu hingga akhir
Biarkan kisah ini menjadi doa yang tak berhenti
Walau hati tak sama, kita merajut kenangan sampai mati