Penulis buku, The Purple Ribbon. Buku tentang kelainan neurologis akibat cacat kongenital tengkorak, diterbitkan oleh Pustaka Obor Indonesia, 2024.
Stasiun kereta Amsterdam Centraal termasuk salah satu stasiun yang paling sibuk di Eropa. Banyaknya kerumunan penumpang yang berseliweran di dalam stasiun membuat aku dan sahabatku kesulitan untuk mencari satu sama lain, padahal ponsel dalam genggaman masing-masing, sampai akhirnya aku mengatakan "Ku tunggu di depan Stand Informasi".
Ini adalah titik pertemuan yang paling mudah dan praktis. Mudahnya karena terletak dekat gerbang utama stasiun sedangkan praktisnya karena jika masih memiliki pertanyaan seputar Amsterdam, bisa langsung ditanyakan pada petugas di loket.
Angin dingin di musim panas yang berasal dari North Sea menyergap saat kami keluar meninggalkan stasiun. Hal ini membuatku harus melingkarkan syal di leherku.
Hal baru menggunakan tram
Sebelum menuju hotel, kami singgah untuk membeli tiket di GVB Service and Tickets yang gedungnya terletak pas di depan stasiun kereta. Tiket ini bisa digunakan untuk seluruh jenis transportasi publik kota: tram, metro, dan bus. Tentu saja layanan pembelian tiket juga bisa diakses lewat aplikasi.
Ada hal baru dalam penggunaan tiket. Jika menggunakan transportasi tram maka jangan lupa untuk selalu men-scan tiket tersebut saat memasuki dan saat keluar tram, jika tidak, bisa saja penumpang mendapat masalah saat menaiki transport berikut.
Amsterdam benar-benar multi-kultur and I love it.
Tapi, bukan karena itu saja.
Mengapa Amsterdam begitu menarik?