Ibu satu anak, yang suka mempelajari berbagai hal tanpa harus menjadi ahli karena hidup sejatinya adalah sesederhana untuk menjadi bahagia.
Waktu saya bilang mau ke Anyer, hampir semua teman bertanya, "Loe yakin aman main ke Anyer, secara baru 2 bulan lalu itu daerah kena tsunami?" Hmmmm... memang gitu siy yang diketahui oleh masyarakat. Apalagi dengan jumlah korban yang cukup banyak, berita pantai daerah sana menjadi headline di berbagai media.
Terus apakah saya tetap pergi? Teteuppppp atuhlah.. Saya pergi berdelapan bersama awak media dan teman blogger untuk menginap di hotel The Jayakarta Anyer, weekend lalu. Menginap dalam satu bungalow yang nyaman dengan teman-teman yang baru pertama kali bertemu, seru rasanya. Teman sekamar yang manis dan teman-teman lucu, juga jadi mood booster buat saya.
Saya menginap di bungalow tipe 4 kamar yang di namai Bungalow Indonesia. Di hotel ini ada 2 tipe bungalow siy, Indonesia (4 kamar) dan Pasific (3 kamar). Kalau tipe bungalow itu ada dapurnya, ruang makan dan ruang tamu dengan TV. Berasa menginap di rumah temen gitu looo... (inget jaman ngekost saya siy hahaha). Sayangnya saya lupa bawa mie instan sehingga gak bisa menikmati rasa mie pedas dengan cabai rawit potong. Halahhhh..
Di hotel ini ada total 30 Bungalow dan 18 kamar Boutique Suites. Hotel luas nyaman ini dapat menampung 400an orang tamu sekaligus. Wow... gede banget ya, bisa buat outbond juga niy. Hotel ini merupakan salah satu yang paling diminati wisatawan karena memiliki area yang luas dan fasilitas lengkap. Taman bermain anak, kolam renang, restaurant dan meeting room. Tak lupa dan yang paling menarik tentunya adalah area pantai yang cuma selemparan batu jauhnya dari hotel dengan fasilitas watersport yang bisa kita lakukan.
Pagi-pagi saya melipir ke pantai bersama si Homey, boneka kesayangan yang ikut kemanapun saya pergi. Ada dua keluarga bermain pasir di pantai dan beberapa orang sedang mempersiapkan pertandingan surfing. Kata penjual kopi di pinggir pantai, sudah dua bulan kondisinya sepi wisatawan. Baru dua minggu kebelakang mulai bermunculan wisatawan tetapi belum seramai dulu, sebelum bencana tsunami.
Pantai Bandulu di Anyer ternyata tidak terdampak tsunami seperti di daerah Tanjung Lesung, Pandeglang dan Lampung. Pantai ini aman "seaman-amannya" dan tidak ada kerusakan apa-apa. Tetapi karena lokasinya yang berdekatan, tentu saja banyak wisatawan yang membatalkan pesanan kamar di hampir seluruh hotel di daerah Anyer.
Hal ini di jelaskan oleh Bapak Abdul Ghafur, Kepala Bidang Investasi dan Promosi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Provinsi Banten pada saya dan teman-teman. Beliau, yang juga adalah General Manager The Jayakarta Villas Anyer, menyatakan bahwa banyak hotel tidak tahan dengan kondisi ini dan memilih tutup atau sebagian karyawannya "dirumahkan".
Nah, apakah dampak ekonomi seperti itu hanya dialami hotel-hotel? Tentu saja tidak, karena pedagang-pedagang kecil yang biasa berjualan di sekitar hotel juga menjadi sepi pembeli. Padahal jualannya murah-murah banget looo.. Bayangkan pete isi hampir 10 papan hanya Rp. 15.000,- yang kalau di pasar dekat rumah saya itu bisa Rp. 5.000,- per papan. Dasar emak-emak, ngomong wisata ujungnya belanja pete juga. Sttt, beli daster nyaman cuma Rp. 50.000,- looo dan kalau beli banyak bisa nawar lagi. Hahaha..
Untuk mendatangkan wisatawan, banyak kegiatan yang berbau budaya dilakukan. Saat saya ke sana, sedang ada festival Lunar menyambut Imlek dan Cap Go Meh. Sebelumnya juga sudah ada kegiatan-kegiatan serupa dan sudah mulai ada dukungan dari pihak pemerintah dalam bentuk rapat di hotel sekitar Anyer ini. Harapannya tentu wisatawan kembali berkunjung tanpa rasa was-was.