Omjay Labschool
Omjay Labschool Guru

Blogger Handal di Era Global wa 08159155515

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Pertemuan Pertama Diklat GMLD: Membangun Digital Space yang Aman Buat Anak

16 Desember 2024   18:02 Diperbarui: 16 Desember 2024   18:02 206 3 3

Dari hasil survey Google bersama Trust dan Safety research pada bula Februari 2021, ada 51 % orang tua di Indonesia merasa khawatir tentang keamanan digital anak. Bahkan ada 42 % orangtua mengkhawatirkan 3 hal yaitu keamanan informasi anak, anak-anak menerima konten yang tdk pantas, dan anak-anak menerima perhatian dari orang yang tidak dikenalnya.

Resiko kejahatan di ruang digital pada anak yang sering terjadi adalah kecanduan games, cyberbully, pelanggaran privasi, kejahatan seksual dan lain-lain yang bisa kita baca di media sosial. Hal ini Omjay dapatkan juga informasinya dari Mbak Ely Nurul (Ketua Emak-Emak Blogger) yang menyampaikannya saat menjadi narasumber Webinar literasi digital bersama omjay, dkk.

JAKARTA, KOMPAS --- Anak-anak di masa sekarang merupakan generasi digital native yang lahir dan tumbuh di era digital. Sejak kecil mereka terpapar konten-konten digital yang positif ataupun negatif. Namun, banyak orangtua tak melindungi anak ketika mengakses internet sehingga anak makin rentan menjadi korban kejahatan di ruang digital.

Kemajuan teknologi internet telah memberikan banyak dampak positif, termasuk mendukung pembelajaran anak. Namun, ruang digital belum sepenuhnya aman. Kasus eksploitasi seksual anak secara daring terus terjadi. Anak-anak juga sangat berisiko terpapar konten pornografi karena dapat mengaksesnya dengan mudah.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Woro Srihastuti Sulistyaningrum, internet membuat berbagai informasi atau konten positif dan negatif bisa diakses dengan cepat. Karena itu, pengawasan oleh orangtua saat anak mengakses internet dibutuhkan.

Mayoritas konten negatif yang diadukan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika sepanjang tahun 2018-2023 bermuatan pornografi dan judi daring. "Ini adalah gambaran bagaimana kerentanan anak-anak memanfaatkan internet. Perlu kerja bersama antara pemerintah, orangtua, masyarakat, dan banyak pihak untuk membentengi mereka dari informasi negatif," ujarnya dalam puncak peringatan Safer Internet Day di Jakarta, Sabtu (24/2/2024).

https://www.kompas.id/baca/humaniora/2024/02/24/anak-semakin-rentan-jadi-korban-kejahatan-di-ruang-digital

safer anak/sumber detik.com
safer anak/sumber detik.com

Rata-rata anak mengakses internet selama 4-5 jam per hari. Penggunaannya untuk berbagai tujuan, mulai dari belajar, bermain media sosial, hingga mengakses beraneka konten di jagat maya.

Tanpa pengawasan dan pengaturan berarti, anak-anak sangat berisiko terpapar konten yang tidak sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, orangtua didorong untuk lebih peduli dalam mendampingi anak mengakses internet dan mengatur penggunaannya.

Sayangnya, sekitar 74 persen anak yang menggunakan gawai dan internet tidak mempunyai pengaturan dengan orangtuanya. Padahal, dengan pengaturan, anak-anak akan lebih terkawal dan termonitor dalam mengakses internet.

Pengaturan itu dapat diterapkan dengan membatasi durasi anak memakai gawai. Sebagai contoh, anak diberi waktu menggunakan gawai pada hari tertentu seperti pada akhir pekan. Sementara bagi anak usia sekolah yang membutuhkan internet untuk pembelajaran, dapat dibatasi hanya dua jam. Bisakah ini dilakukan?

resiko kejahatan/dokpri
resiko kejahatan/dokpri
Coba anda baca berita ini, https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4747446/ratusan-anak-di-jabar-masuk-rs-jiwa-karena-kecanduan-ponsel-ini-gejalanya.

kecantuan sum,ber foto detik.com
kecantuan sum,ber foto detik.com
Nah hal yang lebih menyeramkan adalah Grooming, kasus pelecehan seksual pada anak dengan modus iming iming PDKT, dan Kasus grooming pada anak mulai banyak ditemukan sejak tahun 2019 dan terus bertambah setioap tahunnya. Kita sebagai orang tua dan juga guru harus mulai waspada dan belajar tentang literasi digital.

Beritanya ada di https://id.theasianparent.com/child-grooming, semoga akses internet anda cepat sehingga bisa membuka link beritanya. Anda akan dibuat terkejut dengan pelecehan seksual terhadap anak.

tea asian parent/grooming
tea asian parent/grooming

Bagaimana supaya anak-anak kita aman dalam bermedia digital atau mengakses internet?

Web Rujukan Digital Parenting yang sebaiknya anda baca yaitu:

  • 1. literasidigital.id (kumpulan buku, video, infografis tentang literasi digital yang dapat diunduh secara gratis)
  • 2. Smartschoolonline.id (program edukasi terkait pemanfaatan internet yang bisa dibaca dalam laman Sahabatkeluarga.kemendikbud.go.id (artikel, modul, video terkait isu parenting)
  • 3. Website fosi.org (beragam panduan dan tools pengembangan digital parenting
  • 4. Website beinternetawesome.withgoogle.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6