Pegiat Literasi Publik, Pro Life Indonesia, Digital Journalism, Pengelola Jakarta News dan Ruang Biblika Kompasiana
Contra Smart Populus Qui Bonum Ludificatio Publica
Melawan Orang-orang Cerdas yang Pintar Membodohi Publik
Beberapa kelompok yang seringkali memanfaatkan kecerdasan mereka untuk membodohi publik.
Politisi Jahat, KKN, Maling Uang Negara. Mereka menggunakan retorika dan propaganda untuk menutupi tindakan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Konten Kreator yang "Gila." Mereka menciptakan sensasi dan kontroversi palsu untuk mendapatkan perhatian dan keuntungan finansial, tanpa mempedulikan dampak negatifnya pada masyarakat.
Para Mantan yang Jadi Barisan Sakit Hati. Mereka menyebarkan disinformasi dan fitnah untuk merusak reputasi orang lain atau organisasi, seringkali dengan motif balas dendam.
Para Babu Konglomerat Hitam. Mereka bertindak sebagai corong untuk kepentingan para konglomerat, menyebarkan informasi yang menguntungkan kelompok mereka sambil merugikan kepentingan publik.
PERS, Media, Jurnalis yang Tak Bertanggung Jawab. Mereka menyebarkan berita palsu, bias, atau sensasional untuk meningkatkan rating atau agenda politik tertentu, tanpa mempedulikan kebenaran atau etika jurnalistik.
Kaum Intoleran, Rasis, Sentimen SARA. Mereka menggunakan propaganda dan hasutan untuk menyebarkan kebencian dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas, memecah belah masyarakat demi keuntungan pribadi atau kelompok.
Tokoh Agama yang Kurang Piknik di Area Kebebasan Berpikir dan Rimba Raya Kemajuan Ilmu Pengetahuan. Mereka menggunakan otoritas agama untuk memanipulasi dan mengendalikan pengikut mereka, seringkali dengan menolak ilmu pengetahuan dan kebebasan berpikir.
Para Akademisi dan "Pakar" Palsu. Mereka menyebarkan teori konspirasi dan informasi palsu yang dibungkus dalam jargon ilmiah untuk menyesatkan publik.
Para Influencer yang Menjual Mimpi Palsu. Mereka mempromosikan gaya hidup mewah atau produk yang tidak realistis untuk memanipulasi pengikut mereka agar membeli produk atau layanan yang tidak berguna.
Para Penipu Investasi. Mereka menjanjikan keuntungan besar dengan risiko rendah untuk menipu orang yang tidak berpengalaman dalam investasi.
Para Pemimpin yang Otoriter. Mereka menggunakan propaganda dan manipulasi untuk mempertahankan kekuasaan, seringkali dengan mengorbankan hak asasi manusia dan kebebasan sipil.
Para Pembuat Opini Publik Bayaran. Mereka dibayar untuk menyebarkan opini atau informasi tertentu di media sosial atau platform online lainnya, seringkali tanpa mengungkapkan bahwa mereka dibayar.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang dalam kelompok-kelompok ini bersalah. Namun, kelompok-kelompok ini seringkali menjadi sumber disinformasi dan manipulasi yang merugikan masyarakat.
Maret 2025
(Opa Jappy | Indonesia Hari Ini)