Mantan jurnalis; videografer Media Asing New Tang Dinasty Television (NTDTV). Blogger lifestyle, suka menulis isu lingkungan, seni budaya, traveling, kuliner dan fiksi. Kompasiana Next Top Content Creator 2024 || Peraih Brst in Fiction Kompasiana 2014. Tinggal di Bogor. IG @rachmatpy Tiktok @rachmat_py
Halo teman-teman #TravelerMadyanger jumpa lagi kita. Saya mau lanjutin video jalan-jalan di Depok. Video ini sambungan dari kunjungan ke depo KRL Depok, yang artikel videonya sudah saya unggah berjudul "Ubek-ubek Daleman Bengkel KRL, Terbesar Kedua se-Asia Tenggara".
Saya rasa info ini cocok buat teman-teman yang suka jelajahi heritage, bangunan bersejarah.
Jujur saja, meski sering lewat Stasiun Depok Lama, saya baru kali pertama ini jelajahi kota yang dulu disebut Het Land Depok.
Aku rame-rame bareng teman-teman dari komunias Click kompasiana dan Kreatoria, pada Senin 28 Oktober 2024.
Dipandu Mister Boy Loen dari bidang budaya Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein - YLCC, kami kumpul di Cornelis Cafe, jl Pemuda Pancoran Mas, Depok.
Bangunan kafe merupakan bangunan peninggalan Belanda loor. Bagian depan bangunan masih dipertahankan keasliannya.
Di sini aku cicipin minuman signaturenya. Kopi komposisi paduan kopi, susu, gula aren dan creamer. Seperti umumnya minuman kekinian. Tapi spesialnya ada pada namanya yang cantumin "Cornelis", sama dgn nama kafe peraciknya yg beroperasi sejak 4 tahun lalu. Siapa itu Cornelis?
Nah simak historycalnya.
Di kafe ini, kami mendengarkan penuturan storynomic Depok Lama dari Boy Loen, guide budaya keturunan Belanda - Depok. Menurutnya banyak bangunan penting bersejarah di jalan Pemuda seperti kantor pemerintahan, gereja, dan sekolah. Tempoe doeloe kawasan ini merupakan pusat keramaian Het Land depok.