INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian) Penulis

Your great hope needs great price 🌏 Pikiran kita adalah buah perbuatan kita 🌏 Iblis tak membiarkan dunia diterangi cahaya ilmu Allah, maka seberapa kuat ilmu dirimu untuk mengalahkan kuasa kegelapan yang terus menyelimuti bumi dalam kebodohan yang dieksploitasi Iblis dan sekutunya? 🌏 Menyediakan konten yang hanya dapat dipahami mata hati, bukan mata fisik 🌏 Milenial kelahiran '94 🌏 Menaruh kecintaannya pada sastra puisi, filsafat dan teologi 🌏 Alumni Daci dan Sachi (4 tahun SMA di Cimahi, mengulang kelas 12, karena sakit non-medis) 🌏 Pernah ikut beladiri Karate dan Wushu, dan senang berenang (belum ikut latihannya lagi) 🌏 Pernah kuliah D3 Akuntansi di A2B Akademi Akuntansi Bandung (walau sudah lupa), Pernah kuliah S1 Administrasi Negara STIA Cimahi (tinggal diperdalam lagi), Pernah jadi Pelatih Olahraga Senam Pernafasan berbasis Zikir Allah (MAHATMA) namun sekarang dilatih oleh keluarga sahaja jadi anggota biasa 🌏 Juga menulis di Blog Jurnalisme Publik Lainnya, bisa disearch di mesin pencari dengan kata kunci nama lengkap saya 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏

Selanjutnya

Tutup

Video

Sahabat Waktu

29 Oktober 2025   09:30 Diperbarui: 29 Oktober 2025   09:29 84 7 2

Lagu ini saya persembahkan untuk sahabat pembaca setia dan Kompasianer tercinta di manapun sahabat berada.

Lirik lagu ini mengandung ilmu dalam hadits qudsi ajaran Islam, bahwa ketika Allah mencintai hamba-Nya, maka Dia menjadi pendengaran, penglihatan, lisan, tangan dan kaki hamba-Nya seperti konsep fana-baqa dalam karya Mansur Al-Hallaj "Akulah Kebenaran" juga dalam ajaran Injil "Aku dan Bapa adalah Satu". Dalam kacamata spiritual saya pun, ilmu ini mirip Kenosis dalam tradisi Kristen, yang merupakan pengosongan ego agar Kesadaran Ilahi dapat memasuki kesadaran hamba-Nya yang dicintai-Nya.

Konsep di atas sejatinya digambarkan dengan baik dalam film animasi Avatar: The Legend of Aang, ketika Aang kesadarannya diambil alih oleh kekuatan besar kebaikan (saat matanya bercahaya).

Sejatinya ilmu di atas dapat dirasakan umat manusia (mungkin dalam kacamata ilmiah, secara empiris) bila umat manusia tersebut telah mendapatkan cinta Allah yang ditandai sudah melampaui tahap aktualisasi diri (seperti dalam penjelasan teori Piramida Motivasi Abraham Maslow juga Richard Barret) menuju transendensi diri.

Selain itu dalam lagu ini, dijelaskan konsep Kairos (waktu ilahi) juga tersirat kisah Kakek Bhishma yang mendapatkan karunia ayahnya Prabhu Santanu agar menjadi Sahabat Waktu, sehingga Kakek Bhishma dapat menentukan kapan waktu tepat ia wafat.

Dan dalam lagu ini terdapat ajaran dharma, yang secara jelas menentang penindasan dan penjajahan terhadap kaum yang lemah. Ajaran dharma selalu menekankan untuk melindungi yang lemah dan membela yang benar/dharma.

Demikian semoga selain lagu ini menghibur sahabat penikmat lagu karya saya yang dinyanyikan dan diinstrumenkan oleh AI ini dapat memperoleh makna mendalam bahwa Allah menurunkan agama tentu dengan misi untuk memberdayakan dan menyelamatkan umat manusia dari segala tantangan dunia.

Cimahi, 29 Oktober 2025.