Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

"World Cleanup Day 2025": Momentum Kolaborasi Melawan Sampah di Kota Depok

21 September 2025   08:16 Diperbarui: 21 September 2025   08:37 163 2 0

Kompilasi foto aksi komunitas Depok dalam World Cleanup Day 2025 (Foto: SULTANI)
Kompilasi foto aksi komunitas Depok dalam World Cleanup Day 2025 (Foto: SULTANI)

Perayaan World Cleanup Day (WCD) 2025 pada 20 September ternyata memberi kesan yang dalam bagi para pejuang lingkungan yang terafiliasi ke dalam sejumlah komunitas peduli sampah di Kota Depok. Momentum ini menjadi penanda kolaborasi dalam perang melawan sampah yang selama ini dilakukan secara sporadis dan tidak terintegrasi. Kurang lebih 10 komunitas hadir dalam aksi bersih-bersih sampah sedunia ini di bawah koordinasi Karmila, Ketua Radio Relawan Depok (RRD), sebuah komunitas yang aktif dalam membersihkan sampah di Kota Depok.

Komunitas-komunitas ini bergerak secara sukarela melalui pesan berantai WA Group (WAG) yang dibagikan berkali-kali secara personal. Pesan tersebut menjadi tanda bagi para anggota komunitas untuk meluangkan waktu khusus selama beberapa jam pada Sabtu, 20 September 2025. Pesan berantai ini baru tersebar secara efektif dan masif beberapa hari sebelum penyelenggaraan WCD. Meski demikan, para anggota komunitas sangat sigap untuk mematuhi isi pesan yang mengajak mereka untuk bergabung dalam kegiatan membersihkan sampah yang dipusatkan di sekitar kali Secawan yang melintasi Jalan Raya Muchtar, Kota Depok.

Baca juga:

"World Cleanup Day": Gerakan Membersihkan Sampah Sedunia secara Serentak

Sabtu, 20 September, kafe Secawan, satu-satunya bangunan yang berdiri di atas kali yang memisahkan Jalan Muchtar dengan kompleks Perumnas Depok menjadi saksi tekad para pejuang lingkungan untuk membersihkan sampah yang terbawa arus maupun sampah yang tertimbun di dasar kali. Anggota-anggota komunitas berbaur menjadi satu dengan atribut kelompok yang berbeda-beda. Mereka berkoordinasi untuk menyusun strategi bersama sekaligus berbagi peran dan tugas.

Dalam hitungan menit, kumpulan pejuang lingkungan ini lalu bergerak bersama menuju titik fokus yang menjadi pusat aksi mereka. Tanpa aba-aba mereka satu persatu dari mereka langsung turun ke kali setelah memakai sarung tangan dan sarung sepatu sebagai alat pelindung diri. Para relawan ini berdiri melintangi kali, berhadapan dengan arus aliran air untuk menghadang sampah-sampah yang hanyut terbawa arus. Satu persatu sampah yang dipungut diberikan secara estafet kepada relawan lain yang berdiri di dekatnya higga sampah tersebut sampai ke darat.

Baca juga:

Esai Foto: Aksi Komunitas Depok dalam World Cleanup Day 2025

Sementara itu, relawan yang berada di darat berdiri di bibir kali untuk menerima sampah-sampah yang telah dipungut dari kali. Sampah-sampah ini, ada yang dibungkus dalam kantong plastik yang sudah disediakan, ada juga sampah utuh yang langsung dipungut dari kali. Selain memungut sampah-sampah yang hanyut, para relawan juga mengambil sampah-sampah yang tertimbun di dasar kali.

Jenis sampahnya didominasi oleh plastik dalam berbagai jenis dan ukuran. Ada juga sampah organik seperti ranting pohon dan pelepah kelapa. Bahkan, dari dasar kali ada relawan yang mengangkat sampah rumah tangga yang masih terbungkus utuh di dalam kantong keresek berwarna hitam. Setelah diangkat, kantong tersebut sobek, mengeluarkan beberapa isinya serta cairan keruh yang menyebarkan aroma busuk di sekitar kali. Pemandangan ini jelas mengganggu kenyamanan, tetapi tidak menyurutkan sedikitpun semangat para relawan. Mereka kembali tenggelam dalam aktivitas mereka menyusuri titik demi titik untuk mengangkat sampah-sampah yang sudah lama tertimbun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2