Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Penulis

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Nonton Pertunjukan Topeng Monyet pada Senja Hari di Klaten (27/6/2024)

27 Juni 2024   18:32 Diperbarui: 27 Juni 2024   18:33 590 2 3

Nonton Pertunjukan Topeng Monyet pada Senja Hari di Klaten (27/6/2024)

Senja hari Kamis (27/6/2024) di Dukuh Ketinggen, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah tiba-tiba terdengar suara musik di gang samping rumah ibunda. Anak-anak dan ibu rumah tangga banyak yang keluar rumah menuju datangnya arah suara itu. Anak-anak tampak riang ria mengikuti rombongan topeng monyet.

Gang kembali sepi setelah pertunjukan selesai (dokpri)
Gang kembali sepi setelah pertunjukan selesai (dokpri)
Waktu itu hampir menunjukan pukul 17.30 WIB. Rombongan berhenti di dekat pertigaan gang dekat rumah ibunda. Mereka terdiri atas tiga orang. Satu orang yang mengendalikan alat musik. Satu orang yang mengendalikan pergerakan sang monyet. Satu orang yang membawa kaleng kosong untuk meminta sumbangan sukarela kepada para penonton.

Tangkapan layar Yt (dokpri)
Tangkapan layar Yt (dokpri)
Saya pun tergoda untuk ikut menyaksikan pertunjukan topeng monyet yang sudah cukup lama tidak pernah saya jumpai. Sang monyet yang mungil beraksi sesuai arahan dari "pawang" yang memegang ujung tali. Tali ujung yang lain diikatkan pada kalung di leher sang monyet.

Anak-anak begitu gembira menyaksikan gerak-gerik sang monyet yang bisa naik kendaraan, menjalankan egrang terbuat dari dua buah besi ringan yang cukup panjang, dan aksi lain yang membuat tersenyum para pengunjung yang berdiri di sekitar tempat monyet beraksi.

Bahkan, ada anak-anak yang mengikuti gerak-gerik sang monyet (maksudnya ikut berjalan mendekati aksi sang monyet). Pada momen tertentu sang monyet berlari mendekati penonton anak-anak. Tentu saja anak-anak yang didekati langsung menyingkir, menghindari kontak fisik dengan sang monyet yang sedang "bekerja" untuk tuannya.

Sebenarnya cukup kasihan mempekerjakan monyet untuk mencari uang. Monyet tersebut pasti sudah "didik" dengan cara yang "keras" dan kurang memperhatikan perikebinatangan. Binatang yang seharusnya bebas hidup di hutan, terpaksa harus menjadi objek mencari uang.

Semoga ada pekerjaan lain yang lebih baik yang tidak memanfaatkan binatang untuk mencari uang. Biarkan hewan-hewan hidup bebas di alam sesuai kodrat mereka.***

Ditulis di rumah ibunda di Klaten, 27 Juni 2024