Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Ketua Kelompok Jathilan Tampil Naik Onta di Arena Pertunjukan
Saya termasuk orang yang jarang bahkan boleh dikatakan tidak pernah menyaksikan pertunjukan tradisional jathilan (jaranan) atau kuda lumping. Saya kurang tahu perbedaan antara jathilan, jaranan, dan kuda lumping di tengah masyarakat.
Kelompok jathilan itu memakai nama Turonggo Lawung. Pertunjukan dimulai pukul 14.00 WIB hari Minggu (10/8/25). Informasi yang beredar, pertunjukan berlangsung hingga pukul 22.00 WIB.
Berhubung saya jarang bahkan belum pernah nonton pertunjukan jathilan atau kuda lumping secara utuh, rasa penasaran begitu besar. Pada hari Minggu itu sudah ada dua kegiatan rekreasi pada pagi hingga tengah hari.
Sebelum pukul delapan pagi, kami mengikuti CFD (Car Free Day) di sepanjang Jalan Pemuda Kabupaten Klaten (panjang jalan sekitar satu setengah kilometer). Kemudian, setelah pukul sembilan, kami berkunjung ke kolam renang Umbul Brondong.
Pulang dari Umbul Brondong, badan terasa begitu letih. Kami beristirahat. Setelah asar, adik Tarti mengajak saya menyaksikan pertunjukan jathilan tersebut.
Kami cukup berjalan kaki karena lokasi acara tidak begitu jauh dari rumah ibunda saya. Waktu sore itu kami sudah mengetahui sedikit gambaran tentang pertunjukan jathilan karena ada yang menginformasikan. Ada beberapa babak pertunjukan ternyata.
Pada sesi awal, mulai pukul 14.00 WIB dipertunjukkan anak-anak yang bermain kuda lumping. Kemudian menjelang sore, orang dewasa yang tampil.
Pada malam hari, saya nonton lagi. Pertunjukan masih berlangsung dengan cukup meriah. Suasana tampak tertib. Pada arena pertunjukan, ada pagar pembatas.
Insiden "kecil" biasa terjadi dalam pertunjukan jathilan tetapi dapat diatasi oleh panitia dengan baik.
Pada malam itu, ketua kelompok jathilan ikut hadir di arena pertunjukan. Pak ketua muncul dengan mengendarai "onta" sehingga cukup menyita perhatian penonton.
Sang ketua muncul ketika babak warok sedang beraksi. Agar para warok dapat sedikit beristirahat, Pak Ketua tampil untuk menyampaikan beberapa hal. Ucapan terima kasih, itu pasti.
Selain itu, ada "amplop" diberikan kepada panitia karena pelaksanaan acara dapat berjalan lancar hingga menjelang akhir pertunjukan.
Bahasa yang digunakan oleh Pak Ketua cukup santun dan menyejukkan sehingga para penonton mendengarkan dengan baik, tidak gaduh.
Bagaimana saat Pak Ketua tampil ke arena pertunjukan jathilan, dan hal apa saja yang disampaikan silakan menyaksikan dalam cuplikan video yang disertakan dalam tulisan sederhana ini.
Ditulis di Klaten, 11 Agustus 2025