seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina
Waktu belajar IPS pas SD, pasti kalian pernah denger nama Ternate Tidore. Nama itu sering muncul setiap kali kita membahas penjajahan Portugis, Spanyol, dan Belanda demi mendapatkan rempah-rempah di Nusantara.
Karena sering disebut bersamaan, tidak semua orang tahu kalau sebenarnya Ternate dan Tidore adalah 2 pulau yang berbeda. Bukan pulau malah. Sesunggunya Ternate dan Tidore adalah dataran yang terbentuk dari tumpukan lelehan gunung berapi. Sehingga seakan-akan, pulau ini adalah kaki gunungnya.
Yang menarik dari Ternate dan Tidore, kedua pulau ini menyimpan pesona yang bikin para penjajah Eropa kesengsem jatuh cinta. Saking keblingernya, para penjajah itu pada berkompetisi buat memperebutkan keduanya.
Alhasil, langkah adu domba pun dilakukan. Sultan Ternate dan Sultan Tidore yang sebenarnya kerabat pun, pada masa lalu dihasut untuk saling serang. Tak heran, di kedua pulau ini bertebaran benteng pasukan Portugis, Spanyol, dan Belanda yang masing-masing berlomba untuk menancapkan kekuasaan.
Dua tahun yang lalu, saya berkesempatan untuk jalan-jalan ke Ternate dan Tidore. Kalau ke Ternate sih gampang ya. Ada penerbangan langsung dari Jakarta dan beberapa kota besar seperti Makassar dan Surabaya.
Nah yang sedikit sulit adalah mencapai Tidore karena pembangunan bandara komersial di sana baru mulai direncanakan di tahun 2019 dan sampai sekarang belum selesai.
Lalu, bagaimana cara mencapai pelabuhan, berapa ongkosnya, dan bagaimana cara menuju kota Soasiao Tidore setelah kamu turun dari kapal? Belum lagi penginapan di Tidore itu terbilang langka. Tapi akhirnya saya akhirnya menemukan satu penginapan yang legendaris, terkenal dari masa ke masa.
Nah, buat tahu info lengkapnya, silakan cek video yang sudah saya buat ya!