Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Dengan langsung ke tahap nasional, pelaksana (panitia pusat) dapat lebih tersentralisasi dalam persiapan sarana ujian online maupun offline, distribusi soal, pengawasan teknis, dan koreksi hasil. Sistem terpusat ini meminimalkan duplikasi tugas dan memperkecil risiko disparitas mutu di tiap kota/provinsi.
Kedua. Skala Nasional "Dari Awal" Memacu Semangat Nasionalisme dan Persaingan Seimbang
Dengan membuka akses langsung ke level nasional, peserta dari daerah terpencil pun diberi kesempatan yang setara untuk bersaing tanpa harus melewati mekanisme berjenjang yang bisa saja "tercekik" karena keterbatasan dukungan lokal.
Konsep ini memupuk semangat bahwa setiap siswa dari Sabang sampai Merauke punya hak yang sama untuk tampil di panggung nasional tanpa "filter" provinsi dulu.
Selain itu, pendekatan ini menyederhanakan komunikasi dan sosialisasi. Panitia pusat bisa langsung mengumumkan panduan atau juknis, soal simulasi, dan teknis ke semua peserta di seluruh nusantara tanpa harus melalui rantai birokrasi provinsi yang berlapis. Biaya juga semakin bertambah karena harus menyiapkan honor dan transportasi panitia.
Ketiga. Standarisasi dan Integritas Soal: Risiko Kebocoran Dapat Dikurangi
Salah satu tantangan terbesar dalam sistem berjenjang adalah potensi kebocoran soal atau manipulasi data ketika soal berpindah dari tingkat nasional ke provinsi, dari provinsi ke kabupaten, dan seterusnya. Semakin banyak distribusi dan duplikasi, semakin tinggi risiko kebocoran atau kecurangan.
Dengan langsung menggunakan platform tersentralisasi, seluruh peserta mengakses materi dan sistem yang sama dari pusat, sehingga standarisasi keamanan soal lebih terjaga. Aturan teknis seperti enkripsi data, sistem ujian daring, dan validasi server bisa dikontrol langsung dari pusat. Model ini memperkuat integritas kompetisi.
Keempat. Efisiensi Waktu: Tak Perlu Banyak Tahapan yang Memakan Lama
Sistem berjenjang umumnya butuh waktu yang panjang dan membuka pendaftaran di kota, seleksi, pengumuman, kemudian pendaftaran ulang di tingkat provinsi, dan seterusnya.
Hal ini bisa memakan waktu berbulan-bulan, mengurangi momentum kompetisi dan menimbulkan "jeda" terlalu besar antara tahap. Kegiatan ini yang kami pangkas.
OTN, dengan model langsung ke nasional, bisa menyelaraskan jadwal dengan lebih ringkas: pendaftaran, seleksi (jika diperlukan seleksi awal daring), dan babak nasional dalam satu rangkaian.
Teknis ini sangat cocok untuk sistem yang mengutamakan kecepatan pelaksanaan dan pengendalian fokus panitia pusat.
Kelima. Semangat Mandiri dan Gotong Royong Panitia & Peserta OTN.