Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Isi Liburan dengan Berkebun Seperti Omjay: Menanam Jambu Kristal di Kebun Oma
Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay) -- Guru Blogger Indonesia
Liburan sekolah sering kali identik dengan jalan-jalan, nonton film, atau bermain gawai tanpa henti. Namun, bagi saya, liburan kali ini punya makna berbeda. Saya memilih mengisi waktu dengan kegiatan sederhana namun penuh manfaat: berkebun di kebun oma dan menanam jambu kristal.
Awalnya, saya hanya berniat membersihkan halaman belakang rumah oma yang mulai dipenuhi rumput liar. Namun, ketika melihat tanahnya masih subur dan banyak ruang kosong, terlintas ide untuk menanam sesuatu yang bisa dinikmati bersama keluarga. Setelah berdiskusi dengan oma, akhirnya kami sepakat menanam jambu kristal, buah yang manis, renyah, dan tak banyak bijinya.
Menanam dengan Hati
Bagi saya, berkebun bukan sekadar menanam dan menunggu panen. Ada filosofi kehidupan yang bisa kita pelajari dari setiap benih yang kita tanam. Ketika saya menggali tanah, menabur pupuk, dan menanam bibit jambu kristal, saya merasa seperti sedang menanam harapan.
Setiap hari saya siram pohon kecil itu dengan penuh kasih. Ketika daun-daunnya mulai tumbuh dan batangnya semakin kuat, ada rasa bahagia yang sulit dijelaskan. Saya belajar bahwa kesabaran adalah kunci utama dalam berkebun, sama seperti dalam mendidik siswa di sekolah. Guru menanam nilai dan ilmu, sementara waktu dan perhatian menjadi "air dan pupuk" yang menyuburkan karakter anak-anak bangsa.