Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Kadang tulisan menjadi cara terbaik bagi siswa untuk menyampaikan emosi yang tidak bisa mereka ucapkan. Menulis menjadi media yang dapat digunakan untuk menampilkan pikiran yang terpendam di dalam hati.
Kelas pun menjadi tempat yang lebih manusiawi, lebih penuh empati, lebih kaya makna. Kelas menjadi terasa menyenangkan untuk semua karena menulis membuat mereka nyasman dengan apa yang dipikirkan.
Tips dan Trik Implementasi Menulis yang Mencerahkan di Kelas
Agar kegiatan menulis dapat membawa cahaya dalam pembelajaran, beberapa langkah sederhana dapat dilakukan oleh guru di satuan pendidikan mana pun.
1. Mulai dengan Catatan Harian Singkat (5 sampai 7 menit di awal atau akhir pelajaran)
Ajak siswa menulis refleksi pendek:
Apa hal paling menarik hari ini?
Apa yang kamu pahami?
Apa hal yang ingin kamu tanyakan?
Apa perasaanmu selama belajar?
Latihan singkat ini melatih kepekaan, memperkuat memori belajar, dan memperbaiki proses berpikir siswa.
2. Gunakan Free Writing Tanpa Takut Salah
Berikan 3 sampai 5 menit bagi siswa untuk menulis apa saja tanpa berhenti. Tidak perlu terlalu memikirkan ejaan atau tata bahasa. Tujuannya adalah membebaskan pikiran dan membiasakan mereka menulis dari hati. Ini sangat efektif untuk membangun keberanian.
3. Buat "Pojok Cahaya Tulisan" di Kelas
Pajang karya-karya terbaik siswa di dinding kelas. Dengan begitu, siswa merasa dihargai dan terdorong untuk menghasilkan tulisan yang lebih baik. Guru bisa memberi judul:
"Cahaya Karya Kita" sebagai simbol bahwa setiap tulisan memiliki sinarnya masing-masing.
4. Gunakan Menulis Sebagai Alat Pemahaman Materi
Misalnya setelah menjelaskan materi, mintalah siswa menulis kembali:
Kesimpulan pelajaran
Contoh nyata di sekitar mereka
Satu pertanyaan yang masih mereka pikirkan
Kegiatan ini meningkatkan pemahaman sekaligus memperkuat kemampuan berpikir kritis.
5. Jadikan Menulis Sebagai Rutinitas Mingguan Guru
Guru pun perlu menulis. Bentuknya bisa beragam:
jurnal harian pembelajaran
catatan refleksi
dokumentasi praktik baik
kisah inspiratif
artikel untuk Kompasiana atau blog
Guru yang menulis sesungguhnya sedang mengabadikan perjalanan pengabdian. Suatu saat, catatan itu bukan hanya bermanfaat bagi dirinya, tetapi juga bagi guru-guru lain yang sedang belajar dari pengalamannya.
6. Gunakan Platform Digital untuk Mendukung Budaya Menulis
Di era digital, guru dapat memanfaatkan blog, Google Docs, atau platform edukasi untuk tempat publikasi karya siswa. Mereka akan bangga mengetahui bahwa tulisannya tidak hanya dibaca guru, tetapi juga oleh orang lain.
7. Berikan Umpan Balik yang Menguatkan, Bukan Menghakimi
Dalam menulis, kepercayaan diri adalah kunci. Guru sebaiknya memberi komentar positif terlebih dulu sebelum menyampaikan perbaikan teknis. Dengan begitu, siswa tidak takut mencoba lagi.
Catatan Harian Guru Tangguh Berhati Cahaya
Pada akhirnya, menulis bukan hanya kegiatan akademik. Menulis adalah perjalanan batin. Guru yang menulis setiap hari akan melihat bahwa dirinya perlahan berubah menjadi pribadi yang lebih peka, lebih sabar, dan lebih kuat.
Seorang guru tangguh bukan berarti tidak pernah lelah, tetapi ia selalu menemukan cara untuk menjaga cahayanya tetap menyala. Menulis adalah salah satu cara itu.
Dalam setiap goresan pena, guru meletakkan sepotong jiwanya dan catatan demi catatan yang suatu hari bisa menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya. Kelas pun ikut bercahaya ketika gurunya bersinar melalui tulisan.
Karena itu, mari kita hidupkan budaya menulis di sekolah.
Mari jadikan menulis sebagai cahaya.
Cahaya bagi guru.
Cahaya bagi siswa.
Cahaya bagi pendidikan Indonesia.
Salam blogger peraahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com
