Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Benarkah PGRI Sedang Dipecah Belah? Suara Hati Guru Indonesia di Tengah Dinamika Kebijakan Baru. Inilah kisah Omjay di Kompasiana tercinta. Semoga kita dapat mengambil himah dari semua peristiwa yang ada di bumi Indonesia.
Ada keresahan yang kembali menggema di hati para guru Indonesia. Keresahan yang tidak lahir dalam semalam, tetapi tumbuh dari tanda-tanda kecil yang selama ini dianggap angin lalu. Namun kini tanda itu berubah menjadi sebuah kegelisahan bersama.
Semua bermula dari terbitnya regulasi-regulasi baru, undangan-undangan terbatas, dan kebijakan yang terasa tidak wajar. Banyak guru bertanya-tanya: Benarkah pemerintah sedang berupaya melemahkan atau bahkan memecah belah organisasi profesi guru terbesar di Indonesia, PGRI?
Pertanyaan itu menjadi semakin relevan setelah muncul daftar 77 organisasi yang diundang Kemdikdasmen dalam sebuah forum yang seolah menggambarkan "pemetaan baru" organisasi profesi. Namun angka itu mengundang tanya besar. Mengapa hanya 77? Mengapa tidak sekalian ribuan jika memang ingin menghadirkan semua pemangku kepentingan pendidikan? Ataukah ada maksud terselubung di balik penyempitan dan pemilahan tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan ini mengalir deras di grup para guru, forum pendidikan, dan ruang diskusi PGRI di seluruh Indonesia.
Suara Tegas Prof. Dr. Unifah Rosyidi: "Saya Lebih Memilih Guru daripada Berpolitik Tak Jelas"
Dalam situasi yang penuh tanda tanya ini, pernyataan tegas Prof. Dr. Unifah Rosyidi---Ketua Umum PB PGRI---menguatkan banyak hati guru. Dalam pesan beliau yang beredar, terdapat ketegasan yang lahir dari pengalaman panjang mengawal organisasi guru.
"Monggo Pak, saya lebih memilih dengan guru daripada berpolitik tidak jelas. Kenapa tidak sekalian ribuan kok cuma 77? Hem... semakin dipecah, malah semakin kuat. Kalau Anda bangga di sana silakan. Saya bangga dengan teman-teman yang setia."
Kalimat itu sederhana, tetapi sarat makna. Ia menggambarkan posisi beliau yang tetap berpihak kepada guru sebagai arus utama PGRI. Dalam kondisi apa pun, beliau menegaskan bahwa PGRI tidak boleh terbawa arus kepentingan politik sesaat, apalagi keinginan sebagian pihak yang ingin menegasikan peran PGRI sebagai organisasi profesi yang tertua, terbesar, dan paling berpengalaman di negeri ini.
"Ada yang Senang Hingar Bingar, Ada yang Senang Menepi"
Dalam pesan berikutnya, Prof. Unifah menambahkan sebuah refleksi yang sangat kuat:
"Ada yang senang hingar bingar, ada yang senang menepi. Ingat ya... dia perusak utama, dan setelah pensiun ingin masuk kita. Mari kita rame-rame tolak atas dasar konstitusi kita. Jangan biarkan pecundang merusak rumah kita."