Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Penulis

Sastra Menyala

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Ketika Musikalisasi Puisi Jadi Kegemaran

7 Oktober 2020   02:47 Diperbarui: 7 Oktober 2020   05:06 970 26 5


Foto: tatkala.co/Mursal Buyung
Foto: tatkala.co/Mursal Buyung

Setiap orang pasti punya hobi yang beragam. Apalagi, di masa pandemi seperti ini. Ada yang memelihara ikan cupang, bermain gim, berkebun, dan ada juga yang hobinya memancing masalah. Lho? Tenang. Tulisan saya kali ini hanya membahas kegemaran bermusikalisasi puisi, kok.

Sebelum memulai musikalisasi puisi, kita awali dulu dengan menjadi pembaca puisi yang baik. Hal tersebut penting karena membaca puisi "mengajarkan" kita tentang ekspresi, lafal, tekanan, dan intonasi. Jika keempat unsur tersebut belum terlaksana dengan baik, maka jiwa musikalisasi puisinya juga kurang baik.

Setelah menjadi pembacaan puisi yang baik, mari kita mulai bermusikalisasi puisi! Musikalisasi puisi adalah mengubah puisi menjadi sebuah lagu. Sepintas memang tidak terdapat perbedaan antara musikalisasi puisi dengan lagu yang diiringi musik. Bukankah lagu juga banyak yang bersumber dari lirik-lirik puisi?

Ada lima aspek yang perlu diperhatikan saat sedang memusikalisasi puisi. Pertama, keserasian lagu dengan karakter puisi. Kedua, penggunaan alat-alat musik. Ketiga, penghayatan (ekspresi). Keempat, lafal dan intonasi. Kelima, penampilan.

Mari kita bedah latihan musikalisasi saya di YouTube. Saya memusikalisasi puisi berjudul "Hujan Bulan Juni" dengan aransemen Ari Reda. Alasan saya memilih aransemen tersebut karena aransemen yang paling serasi dengan puisinya ya aransemen Ari Reda. Menurut saya lho ya.

Saya menggunakan gitar sebagai alat musik musikalisasi puisi karena saya tidak punya kecapi, gamelan, gong, dan gendang. Hehehe. Intinya, alat yang ada ya dipakai. Untuk ekspresi, silakan pembaca nilai sendiri. Saya malu.

Aspek lafal dan intonasi juga perlu diperhatikan. Karena ini masih latihan perdana, jadi masih banyak kekurangan. Semoga berikutnya bisa lebih baik lagi. Lalu, aspek terakhir adalah penampilan. Saya menggunakan baju adat Madura. Kebetulan saja, aturan Kemenag Kota Malang setiap hari Kamis, kami diwajibkan pakai baju adat. Baju adat orang Madura itu arif dan bijaksana laksana puisi "Hujan Bulan Juni".

Nah, hobi musikalisasi puisi ternyata banyak memberikan kenangan manis kepada saya. Setidaknya, saya pernah membawa anak didik juara satu lomba musikalisasi puisi tingkat nasional di MAN Insan Cendekia Tangerang. Selain itu, musikalisasi puisi juga bisa dimanfaatkan untuk demo "ruu cipta kerja disahkan". Siapa tahu demonya bisa lebih efektif didengarkan para dewan perwakilan rakyat atau pemerintah? Atau setidaknya kita mendapatkan pahala karena telah menghibur mereka dalam musikalisasi puisi. Oia, jangan lupa klik subscribe, like, komen, dan share channel YouTube saya ya. Hehehe.

Penulis: Yoga Prasetya