Jernihnya sumber mata air Cikiray, tak pernah kering sepanjang tahun, dan menjadi andalam untuk pasokan air di kala terjadi kemarau panjang
Desa Pasirtangkil Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak merupakan salah satu desa yang letaknya tak jauh dari kaki Gunung Karang yang berlokasi Kabupaten Pandeglang.
Di desa ini, ada satu mata air yang mengeluarkan air sepanjang tahun, meski tengah kemarau airnya tak surut. Begitupun saat musim penghujan airnya tetap tak membludak atau debitnya tetap.
Warga setempat, menyebutnya dengan nama mata air Cikiray yang terletak di tengah-tengah perkampungan warga setempat.
Dari mata air ini, ratusan kepala keluarga di Kampung Kolelet Lebak hidup. Mulai dari untuk keperluan memasak, mandi dan mencuci.
Di musim kering, keberadaan mata air ini begitu vital. Terlebih sumber air yang lain, seperti sumur gali yang sebagian digunakan sudah kering.
Nah, kelestarian alam sekitar, menjadi salah satu kunci mata air Cikiray tetap lestari.
Mata air ini, dikelilingi banyak pohon, terutama pohon bambu dan pohon dukuh yang banyak di tanam warga setempat.
Disini masyarakat ikut menjaga alam. Menanam dan mencegah adanya penebangan pohon sembarangan. Sebuah kearifan lokal yang berguna dalam upaya menjaga kelestarian sumber mata air.
Hari ini Minggu, 31 Maret 2024 saya berkesempatan menyambangi sumber mata air Cikiray. Letaknya berada di seberang kampung sekira 500 meter dari rumah saya di Kampung Kolelet Turus.
Saya berangkat bersama sang anak untuk mandi menjelang waktu shalat zuhur, sekaligus merasakan sensasi kesegaran mata air yang jernih dan alami ini.
Dulu sebelum kami memiliki sumur bor, setiap musim kemarau panjang, saya dan keluarga kerap mengambil air dari sumber mata air di sini.
Sumber mata air Cikiray volumenya relatif tetap kala musim hujan, dan mampu bertahan sewaktu musim kemarau panjang sekalipun, airnya tidak sampai mengering.
Kejernihannya pun tak berubah, baik saat hujan masih nampak jenih, apalagi saat musim kemarau semakin jernih.
Walhasil, mata air ini menjadi andalan bagi warga sekitar untuk mencukupi segala kebutuhan air rumah tangga warga setempat.
Nah, untuk mandi, mencuci, dan keperluan lainnya, warga setempat di larang berendam langsung ke dasar kolam sumber mata air alami yang berukuran sekira 50 meter persegi ini.
Di sumber mata air ini telah disediakan tempat khusus untuk aktivitas mandi dan mencuci yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Saya pun mandi dengan menggunakan gayung di tempat kaum laki-laki yang tempatnya lumayan luas sekira berukuran 2,5 meter x 5 meter.
"Asli dingin dan segar airnya," kata sang anak yang mandi bareng saya.
Yuk, tonton videonya di kanal youtube saya barangkali saja kalian juga terinspirasi dan ingin merasakan segarnya mandi di sumber mata air alami terdekat. Dijamin segar!
Salam Literasi
Ade Setiawan, 31.03.2024