Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.
Tidak ada tempat dan sudut kosong yang sia-sia, biasakan menyimpan sesuatu pada tempatnya, berikan barang yang tidak ada gunanya walaupun masih bagus.
Sebagai Contoh pas pindah saya punya sepeda motor tapi keberadaannya hanya membuat beban dan tidak memberikan manfaat maksimal karena saya setiap hari menggunakan roda empat dan bersama anak dan istri sepaket setiap hari melakukan aktifitas sehingga mengirit biaya transportasi. Dan akhirnya motor saya jual, walaupun banyak yang tidak setuju karena motor dianggap lebih fleksibel untuk keperluan sehari-hari. Tapi tidak buat saya karena semua sudah terwakili dengan 1 kendaraan roda empat.
Kalau sekali-kali masih memerlukan sepeda motor masih bisa berjalan kaki atau sepeda kalau istri suka menggunakan jasa angkutan Ojol.
Dengan menerapkan konsep hidup minimalis berarti kita membantu mengurangi limbah domestik dan berkontribusi mengurangi dampak konsumsi berlebihan yang mengancam keberlanjutan planet kita.
Itulah sekelumit implementasi 3R dalam hidup kita, semoga menjadi inspirasi.