agus hendrawan
agus hendrawan Guru

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Menunggu Kereta Lewat Sambil Menikmati Suasana Sore di Dataran Tinggi Paratag

18 Oktober 2024   14:03 Diperbarui: 18 Oktober 2024   14:05 120 9 4


dokpri
dokpri

Video di atas mencerminkan bagaimana posisi kereta api di hati kami warga pedesaan, dan apa harapan kami untuk KAI. Video diambil saat saya pulang kampung menjelang lebaran kemarin tepatnya hari Minggu sore, tanggal 7 April 2024 di dataran tinggi Paratag Ciawi-Tasikmalaya-Jawa Barat. Berikut tulisan saya yang terinspirasi dari video di atas: 

Ketika matahari perlahan tenggelam di balik bukit, suasana sore di kampung kami terasa begitu tenang. Udara sejuk menyelimuti, dan suara alam mulai mendominasi. 

Jangkrik dan tonggeret bernyanyi bersahutan, ditemani kicauan burung-burung kecil yang terbang kembali ke sarangnya. Di sela-sela ketenangan itu, ada satu hal yang selalu kami nantikan datangnya kereta api yang melintas di rel berkelok mengitari pegunungan.

Kereta Api Kehadiran yang Dinanti

Bagi kami kereta adalah bagian dari keseharian yang unik, sesuatu yang selalu diburu kedatangannya meski sekedar lewat dan berlalu. Setiap kali kereta mendekat kami segera berlari dan berjejer di sepanjang jembatan kecil di atasnya, siap menyaksikannya lewat dengan penuh antusias. 

Anak-anak dengan tawa dan kegirangan, terlihat seperti melihat keajaiban yang melambungkan imajinasi mereka setiap kali kereta melintas. Saya tahu persis rasanya karena saya juga dulu mengalaminya.

Meski rel kereta melintas di sepanjang daerah kami, tak banyak di antara kami yang pernah merasakan pengalaman menaikinya. Kereta yang melintas hanya melayani perjalanan jauh dari kota besar ke kota besar lainnya dan tidak berhenti di kampung kami. Karena itu bisa naik kereta menjadi impian masa kecil kami, impian yang jarang terwujud.

Kebahagiaan Ngabuburit Bersama Alam

Momen menunggu kereta melintas seperti ini menjadi lebih spesial saat bulan Ramadan. Kami sering memanfaatkan waktu sore untuk ngabuburit di sekitar rel dataran tinggi ini, menikmati alam dan suasana pegunungan yang asri sambil menunggu adzan Maghrib berkumandang. Bagi anak-anak, momen ini adalah petualangan kecil yang penuh keseruan. Bagi kami orang dewasa, ini menjadi kesempatan menikmati nostalgia dan merasakan kebahagiaan sederhana bersama keluarga.

Ketika suara peluit kereta mulai terdengar dari kejauhan, semua mata tertuju pada rel. Anak-anak segera berlari, menanti kereta dengan senyum lebar di wajah mereka. 

Begitu kereta melintas mereka melompat kegirangan, melambaikan tangan, dan berteriak penuh antusias. Kami yang dewasa ikut larut dalam kegembiraan, tersenyum melihat tawa polos mereka.

Mimpi Kecil yang Membekas

Bagi sebagian besar warga kota, naik kereta mungkin merupakan hal biasa. Namun bagi kami, pengalaman itu adalah sesuatu yang luar biasa. 

Seumur hidup saya sendiri hanya beberapa kali naik kereta, dan ketika melakukannya rasanya seperti melintasi dunia yang saya bayangkan sewaktu kecil.

Melihat kereta lewat saja sudah membuat kami bahagia, apalagi jika bisa menaikinya. Mimpi masa kecil itu masih ada hingga kini, dan setiap kali kami melihat kereta melintas rasanya mimpi itu selalu jadi angan-angan yang entah kapan bisa kami wujudkan.

Kebersamaan dan Kenangan yang Tak Terlupakan

Bagi kami kereta adalah simbol impian dan kenangan dalam menikmati hal-hal kecil bersama, meski hanya dengan menunggu kereta yang melintas di sore hari. Di momen-momen seperti ini anak-anak melompat dan tertawa kegirangan, saya sendiri merasakan hal itu sebagai nostalgia.

Bagi sebagian orang kereta mungkin hanya alat transportasi biasa, buat kami yang berada di kampung kereta api adalah suatu pemandangan yang unik dan diburu kehadirannya. Ngabuburit di pegunungan adalah pengalaman yang menarik terutama ketika kereta melintas melewati pegunungan yang relnya mengular menyusuri lembah menuju puncak, yang akhirnya tenggelam ditelan kejauhan dan rimbunnya pepohonan.

Melalui tantangan menulis dari Kompasiana kali ini saya menyampaikan harapan kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI), di bawah kepemimpinan Didiek Hartantyo saya melihat banyak pencapaian luar biasa seperti peluncuran kereta cepat Whoosh dan LRT Jabodebek, program kesejahteraan karyawan, dan saya juga mengapresiasi usaha pembenahan stasiun yang membuat pengalaman naik kereta semakin menyenangkan.

Beberapa Harapan Kami Sebagai Orang Pedalaman

Pertama, kami berharap agar layanan kereta api lebih terjangkau dan bisa mencakup area-area pedesaan seperti tempat kami tinggal. Tidak hanya melihat kereta lewat, kami ingin merasakan lebih sering naik kereta tanpa harus menempuh perjalanan jauh terlebih dahulu untuk mencapai stasiun utama.

Kedua dengan semakin majunya layanan digital, kami berharap aplikasi dan sistem tiket otomatis terus dikembangkan agar lebih mudah diakses oleh masyarakat desa yang masih awam teknologi.

Ketiga kami berharap KAI terus berinovasi untuk memperluas jaringan kereta lokal dengan frekuensi perjalanan lebih banyak, sehingga semakin banyak orang yang bisa menikmati layanan kereta dengan mudah dan nyaman.

Kami sangat bangga pada KAI dengan segala pencapaiannya saat ini, apalagi dengan memberikan perhatian kepada masyarakat pedesaan yang memimpikan pengalaman naik kereta sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3