Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.
Pagi ini, mentari pagi menyapa Kota Bekasi dengan cerahnya. Suasananya cukup sejuk karena semalam turun hujan cukup deras, menggoda setiap jiwa untuk keluar menikmati udara pagi hari.
Saya dan keluarga memutuskan mengunjungi CFD di Perumahan Vida, Kelurahan Pedurenan, Mustikajaya. Minggu lalu, pengalaman serupa saya rasakan di CFD Dukuh Zamrud, tetapi kali ini suasananya terasa lebih luas dan leluasa.

Tempat ini adalah ruang hidup yang menyatu, menyediakan tempat bagi masyarakat dari berbagai lapisan untuk berinteraksi, belajar, dan mendukung satu sama lain.
Ruang Gerak UMKM dan Inklusivitas Ekonomi

CFD menjadi ajang olahraga pagi atau sekadar tempat berkumpul, di sini juga UMKM mendapat kesempatan untuk berkembang. Sepanjang jalan, stand-stand pedagang lokal menjajakan dagangan dengan semangat. Ada makanan ringan, aksesoris handmade, pakaian olahraga, hingga mainan anak-anak.
Saya teringat momen saat membeli seporsi Jasuke di CFD Dukuh Zamrud 2 minggu yang lalu, kali ini Jagung Susu Keju kembali jadi pilihan dan menyantapnya bersama keluarga. Meski sederhana, ada kisah perjuangan seorang pedagang yang memanfaatkan CFD untuk memperkenalkan produknya.
Di tempat ini, banyak pelaku usaha kecil menjadikan momen ini sebagai cara untuk meningkatkan pendapatan sekaligus membangun jaringan konsumen.

Di tempat ini semua orang memiliki kesempatan yang sama, menciptakan sebuah model ekonomi yang inklusif. Para pedagang kecil, komunitas kreatif, hingga pengusaha lokal bersatu padu menunjukkan kebersamaan.
CFD sebagai Panggung Sosial
Selain sisi ekonomi, CFD juga memfasilitasi masyarakat untuk bersosialisasi saling berbagi ilmu berolah raga dan hiburan. Saya melihat komunitas yang menyelenggarakan kegiatan sosial, ada pula kelompok senam yang mengundang siapa saja bergabung, menciptakan suasana yang penuh keakraban.

Anak-anak bermain ceria, sementara orang tua duduk santai menikmati makanan yang dibeli dari pedagang lokal. Setiap sudut CFD Vida dipenuhi harmoni, membuktikan bahwa ruang publik yang inklusif mampu mempererat hubungan sosial.
Momen yang Tidak Akan Terlupakan

Momen terbaik hari itu terjadi ketika kami duduk bersama menikmati seporsi Jasuke. Bersama anak yang membantu memvideokan sambil mengobrol santai, aroma manis dari jagung kukus kami nikmati dalam kesederhanaan.
Video yang kami rekam mengabadikan semua ini: hiruk-pikuk pedagang, senyum pengunjung, hingga harmoni suasana CFD. Saat saya mengedit dan menonton ulang video ini, saya melihat bahwa CFD merupakan perwujudan dari kolaborasi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berjalan bersama.
Penutup: Menjaga Semangat Kebersamaan
CFD Vida menciptakan ruang inklusif, pulang dari CFD Vida saya membawa cerita bagaimana harmoni bisa tercipta di tengah keramaian, dan bagaimana sebuah acara mingguan sederhana mampu mendorong perubahan besar di tingkat lokal.