Saat ini ada kecenderungan masyarakat Banyumas terutama golongan milenial malu untuk menggunakan Bahasa Banyumasan atau Bahasa Nagapak. Sebagian masyarakat berpandangan Bahasa Banyumas sebagai bahasa yang kurang halus dibanding bahasa jawa wetan seperti Solo dan Yogyakarta. Bahkan para pelajar saat ini lebih fasihmenggunakan bahasa Indonesia maupaun bahasa asing lain. Tnetu saja perlu adanya upaya untuk menyelamatkan dan melestarikan Bahasa Banyumasan dari kepunahan.
Pemerintah Kabupaten Banyumas sendiri melakukan berbagai upaya dalam melestarikan bahasa Banyumasan. Salah upaya tersebut adalah memasukkan bahasa Banyumasan dalam kurikulum di sekolah. Pengajaran bahas Jawa di sekolah lebih ditekankan bahasa Jawa dengan dialek banyumas. Disamping memasukkan di kurikulum juga diadakan beberapa lomba bercirikan dialek Banyumas.
Salah satu lomba yang sering diadakan adalah lomba dopokan banyumas.Dopokan secara linguistik artinya ngobrol. Topiknya beraneka ragam yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat sehari-hari. Adanya kegiatan lomba dopokan Banyumasan ini merupakan salah satu upaya pembiasaan bertutur menggunakan bahasa Banyumasan. Menumbuhkan rasa percaya diri generasi muda khususnya pelajara banyumas di Kabupaten Banyumas dalam menggunakan bahasa ngapak ini.