Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.
Kurang lebih pukul dua siang saya bergegas ke Pasar Beringharjo. Niatnya beli sayur mayur serta cabai dan duo bawang. Meskipun lapak sayuran dan perbumbuan terletak di bangunan pasar bagian belakang, sengaja saya lewat bangunan depan.
Mengapa? Sekalian cuci matalah. Bangunan depan Pasar Beringharjo 'kan area lapak-lapak pakaian. Terutama yang berbahan dasar batik. Pengunjungnya mayoritas wisatawan. Jadi, kalau masuk ke situ saya merasa jadi wisatawan. Hehe ...
Sebenarnya tidak begitu sih, alasannya. Alasan yang betul begini. Daripada lewat luar, yaitu lewat Jalan Pabringan yang berada di sebelah selatan Pasar Beringharjo, lebih nyaman lewat dalam pasar. Bebas polusi udara dan suara. Tidak kepanasan. Plus aman dari potensi tertabrak kendaraan bila berjalan sambil sedikit melamun.
Sesungguhnya, baik lewat luar maupun lewat dalam, sama-sama ramai. Bedanya, kalau lewat dalam cuma ramai manusia. Jika tertabrak atau terserempet ya cuma perlu diselesaikan dengan minta maaf. Tidak bakalan lecet atau luka-luka.
Seperti kemarin. Begitu melewati pintu masuk utama, saya sudah terserempet seorang pengunjung pasar. Pikir saya, "Maklumlah, ya. Sedang musim liburan sekolah. Jadi, banyak keluarga yang mengajak anak-anak berwisata ke Yogyakarta. Termasuk berwisata belanja di Pasar Beringharjo.
Sejak dari rumah saya sudah mengantisipasi kepadatan pengunjung Pasar Beringharjo. Alhasil, dompet dan HP saya simpan di dalam tas. Demi keamanan tatkala berdesakan dengan massa.
Namun, akhirnya saya memutuskan mengeluarkan HP justru di tengah kerumunan orang. Mengapa? Sebab saya mendengar seseorang berkata, "Eh, Pak Ganjar. Ada Pak Ganjar. Ganteng juga dia."
Insting memotret saya langsung bangkit tatkala mendengar perkataan itu. Walaupun saya belum melihat sosok Pak Ganjar, yang penting menyiapkan kamera dulu. Untunglah beliau berperawakan tinggi. Kebetulan pula mengenakan kaus kuning cerah. Jadi, saya kemudian segera menemukannya di tengah kerumunan orang-orang yang sedang berjalan.
Ngomong-ngomong, kok kausnya kuning? Maksudnya bukan sedang berkampanye Partai Golkar 'kan, Pak? Hehehe ... #candatepijurang
Yang menarik, ada satu ibu yang sangat antusias berjumpa dengan Pak Ganjar. Ibu itu sampai menarik-narik beliau sedemikian rupa. Cenderung menggelendot manja. Silakan tonton langsung di video shorts yang saya sematkan, deh.
Salam.