Kala pameran buku tiba, engkau menggandeng langkahku pelan
Di antara rak-rak yang sunyi, hatiku jatuh tanpa alasan
Wajahmu yang teduh, begitu dekat di pandangan
Seolah seluruh dunia berhenti, hanya untuk kita berdua di ruangan
Aku masih ingat hari itu, napasmu tenang di sampingku
Kita menyusuri buku-buku, seakan menyusuri masa depanku
Perlahan kutangkap tatapanmu, hangat seperti cahaya biru
Membuatku bertanya dalam hati... apakah ini awal rindu?
Di antara lembar-lembar cerita, kita tersenyum tanpa suara
Fiksi, ilmiah, atau roman --- semuanya terasa lebih indah
Karena kamu ada di sana, berdiri begitu dekat dan sederhana
Membuat setiap detik berubah menjadi lembut dan ramah
Engkaulah gadis yang menulis mimpi, dengan tinta penuh harapan
Aku melihat masa depanmu, seperti buku yang belum dibuka halaman
Diam-diam ku berharap, namaku terselip dalam kisah perjalanan
Walau hanya sebagai seseorang... yang pernah membuatmu nyaman
Jika hari ini aku melihat buku, senyumku selalu tumbuh
Sebab di balik sampul itu, ada jejak langkah kita yang dahulu
Kau tahu? Tanpa bicara pun aku mengerti hatimu yang teduh
Ada perasaan yang kita simpan... rapi seperti rahasia di dadaku
Buku-buku itu mengingatkan, bahwa kita pernah saling menunggu
Bahwa rindu pernah mengetuk, meski tak pernah kita aku
Waktu berjalan jauh, tapi kisah itu tetap membeku
Di sela halaman kehidupan --- terpahat namaku dan namamu
Jika kelak kau mengingat aku, biarlah hatimu tersenyum tenang
Sebab kenangan di pameran buku itu... masih kupeluk sepanjang jalan
Kita pernah berjalan berdua, meski tak tahu ke mana perasaan akan pulang
Namun setiap kisah yang kutulis kini... selalu menyebutmu pelan