Serunya Berburu Kepiting Bakau di Malam Hari

Kepiting hasil tangkapan. Photo: dok pribadi

Salah satu kegiatan yang tidak pernah saya lupakan tiap pulang kampuang adalah berburu kepiting bakau di malam hari. Kegiatan ini sudah saya jalani sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Soalnya, kampung kami dikelilingi oleh tambak dan sawah. Kebanyakan masyarakat kampung kami berprofesi sebagai petani atau petani tambak. Rata-rata masyarakat memiliki sepetak sawah dan sebidang tambak.

Dulu, kami biasa mencari dan menangkap kepiting pada hari libur, yaitu hari Minggu. Jadi, libur sekolah kami gunakan untuk mencari kepiting di sungai atau tambak. Saat itu, kepiting masih sangat berlimpah, dan masyarakat bebas menangkap kepiting, termasuk di dalam tambak warga. Karena masih anak-anak, kami paling mencari dan memancing kepiting di tambak yang dekat dengan perkampungan.

Saat itu, menangkap kepiting di tambak warga belum dilarang. Soalnya, hanya warga kampung yang mencari dan menangkap kepiting di tambak. Sementara masyarakat luar masih sangat jarang yang mencari kepiting di tambak kampung kami. Kini, menangkap kepiting di tambak warga sudah dilarang.

Kenapa dilarang? Soalnya banyak masyarakat luar yang menyenter kepiting di malam hari, tidak hanya menangkap kepiting. Udang dan ikan yang dipelihara warga turut diambil. Selain itu, di beberapa tambak kini sudah dibudidayakan kepiting. Kepiting yang masih lembek dilepas ke tambak.

Nah, momen lebaran, kami semua pulang kampung. Selain masak-masak di tambak, pada malam hari kami manfaatkan untuk menyenter kepiting. Kami berangkat dari kampung sekitar pukul 08.00 dan baru pulang saat jarum jam menunjuk pada angka 11.00. Kadang kami bisa mendapatkan banyak kepiting plus udang, karena kami menyenter kepiting di tambak milik keluarga. Sering pula kami pulang hanya membawa beberapa ekor kepiting.

Pun begitu, mencari kepiting di malam  hari, sangatlah menyenangkan. Kegiatan ini sudah kami jalani sejak masih kecil, dan masih berlanjut hingga hari ini.