Wilayah segara wedi atau lautan pasir di kaldera Bromo merupakan salah satu spot yang menarik dan menantang untuk dikunjungi.
Pada musim kemarau, melintasi lautan pasir dengan sepeda motor atau bersepeda sungguh sangat berat karena lintasan menjadi licin sebab pasir terurai sehingga roda tidak bisa menancap pada pasir.
Pada musim hujan, pasir menjadi tampak padat namun bukan berarti tidak ada tantangan. Pasir yang tampak padat jika terguyur air dan terinjak beban berat bisa menjadi bubur lumpur yang bisa menjebak roda kendaraan dan kaki yang melintas di atasnya.
Saat inilah yang paling bahaya bila kita terjebak apalagi diiringi hujan deras.
Bahaya lain jika harus melintasi atau menyeberangi parit alami yang airnya mengalir deras. Salah pilih jalur yang tidak diketahui kedalamannya maka kemungkinan terseret bisa terjadi.
Lebar parit antara 1,5-3m dan kedalamannya hanya 20-45cm namun airnya berupa lumpur dan sangat deras.
Derasnya aliran ini disebabkan air mengalir ke dalam perut bumi melalui kawah kuno yang banyak di perbatasan antara lautan pasir dan padang rumput.
Kawah kuno yang terbentuk akibat meletusnya gunung api purba yang membentuk kaldera Bromo ada sekitar 77 buah. Menurut kepercayaan masyarakat setempat jumlahnya lebih dari seratus dua puluh lima. Diameter kawah kuno antara 60-115 cm dan kedalamannya paling dangkal 2m.
Kawah-kawah ini beronggga-rongga yang menjadi jalan masuknya air hujan di kaldera.