Video

Dampak Ketergantungan Video Pendek bagi Kesehatan Mental Remaja

6 Oktober 2024   13:15 Diperbarui: 6 Oktober 2024   13:29 163 9 3

Ilustrasi menonton video pendek (sumber gambar: dokpri/antaranews.com)
Ilustrasi menonton video pendek (sumber gambar: dokpri/antaranews.com)

Maraknya video pendek di berbagai platform media sosial seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts telah mengubah cara orang, terutama remaja, berinteraksi dengan teknologi.

Sifat video pendek yang menghibur dan mudah diakses menjadikannya sangat populer, terutama karena mampu memberikan hiburan instan.

Namun, hal ini juga menimbulkan masalah baru berupa ketergantungan terhadap konsumsi konten cepat.

Kondisi ini mendorong peningkatan penggunaan media sosial secara berlebihan, yang berdampak pada kesehatan mental, pola tidur, serta interaksi sosial remaja.

Ketergantungan pada video pendek, terutama di kalangan remaja, semakin menjadi perhatian besar bagi kesehatan mental.

Penggunaan aplikasi berbasis video pendek seperti TikTok atau Instagram Reels semakin merajalela karena sifatnya yang menghibur dan mudah diakses.

Namun, ketergantungan pada konsumsi konten yang cepat dan singkat ini memiliki dampak buruk yang signifikan.

Remaja sering kali tidak menyadari bahwa kebiasaan menonton video dalam waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan tidur (halodoc.com).

Mereka menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar sebelum tidur, yang mengganggu pola tidur dan menyebabkan kualitas tidur yang buruk.

Ketika pola tidur terganggu, remaja menjadi rentan terhadap berbagai masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan stres.

Menurut cnbcindonesia.com, salah satu dampak langsung dari ketergantungan pada video pendek adalah meningkatnya kecemasan sosial.

Ketika remaja terus-menerus membandingkan diri mereka dengan apa yang mereka lihat di video pendek, mereka cenderung merasa tidak aman dan kurang percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.

Mereka menjadi terlalu khawatir tentang penampilan dan bagaimana mereka diterima oleh lingkungannya.

Ketika sering menonton video pendek di media sosial, menurut tirto.id, akan memperburuk oleh perasaan terisolasi yang muncul karena mereka lebih sering berinteraksi dengan dunia maya daripada dunia nyata.

Penggunaan media sosial yang berlebihan juga mendorong remaja untuk menghindari interaksi sosial langsung, yang menyebabkan keterampilan sosial mereka menurun.

Selain itu, konsumsi konten yang terus-menerus mengurangi perhatian mereka pada aktivitas yang lebih produktif, seperti belajar, olahraga, atau bergaul dengan teman-teman secara langsung.

Akibatnya, mereka mengalami penurunan kualitas hidup secara keseluruhan, termasuk prestasi akademik dan kesehatan fisik.

Penulis memberikan saran untuk masalah ini, hal ini perlu melibatkan berbagai pihak. Pertama, orang tua dan guru harus lebih aktif dalam memantau penggunaan teknologi oleh remaja.

Orang tua perlu menetapkan batasan waktu yang jelas untuk penggunaan gadget dan mendorong aktivitas yang lebih sehat, seperti olahraga atau kegiatan sosial.

Selain itu, remaja perlu diberi pemahaman tentang bahaya ketergantungan pada media sosial dan video pendek.

Edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental dan tidur yang cukup perlu terus disampaikan melalui berbagai platform, baik di sekolah maupun dalam komunitas.

Pihak pengembang aplikasi juga dapat berperan dengan menambahkan fitur pengingat untuk membatasi waktu penggunaan, sehingga pengguna diingatkan untuk beristirahat setelah waktu tertentu.

Membangun kebiasaan digital yang sehat sejak dini menjadi kunci dalam mencegah ketergantungan ini berkembang menjadi masalah yang lebih serius di masa depan.

Asyer Arwadi Bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3