Budiono
Budiono Foto/Videografer

Subscribe channel YouTube saya: Berbudi TV

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

Mencoba MRT Jakarta di Malam Hari

31 Maret 2019   12:23 Diperbarui: 1 April 2019   02:05 400 5 1


Indonesia patut berbangga karena telah memiliki moda transportasi massal modern, MRT yang merupakan singkatan mass rapid transit dan diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia sebagai moda raya terpadu. 

MRT Jakarta telah resmi beroperasi sejak Maret 2019 setelah sebelumnya telah menjalani tahapan uji coba. Setelah peresmian, MRT Jakarta memasuki fase operasi tidak berbayar berlangsung hingga 31 Maret 2019. Setelah itu, penumpang akan dikenakan tarif Rp 1.000/km dengan tarif maksimal Rp 14.000 untuk rute Lebak Bulus - Bundaran HI.

Dokpri
Dokpri

MRT Jakarta saat ini memiliki 6 stasiun bawah tanah dan 7 stasiun layang. Stasiun Bundaran HI, Dukuh Atas BNI, Setiabudi Astra, Bendungan Hilir, Istora Mandiri, dan Senayan berada di bawah tanah. Sementara itu, Stasiun ASEAN (Sisingamangaraja), Blok M, Blok A, Haji Nawi, Cipete Raya, Fatmawati dan Lebak Bulus Grab berada di jalur layang.

Tidak mau ketinggalan, saya pun turut mencoba menggunakan MRT Jakarta pada fase tidak berbayar ini. Cukup bermodal tiket elektronik yang diperoleh melalui pembelian di salah satu situs e-commerce, kita bisa menaiki MRT sepuasnya sepanjang hari. Tiket cukup ditunjukkan lewat layar smartphone, tidak harus dicetak.

Kala itu, saya memilih untuk mencoba MRT Jakarta sepulang kerja sekitar pukul 20.00 dengan pertimbangan agar melewati jam pulang kantor yang cenderung penuh sesak. Keputusan itu pun sangat tepat karena di stasiun tak nampak antrian manusia pekerja yang bersiap pulang ke rumah.

Memasuki stasiun bawah tanah, saya merasakan sensasi yang belum pernah saya rasakan di Jakarta. Hal ini mengingatkan saya pada saat berplesir ke negara lain yang sudah terlebih dulu memiliki moda transportasi MRT, seperti Singapura dan Korea Selatan.

Saya pun merasa bangga karena pada akhirnya Jakarta sebagai ibukota Indonesia juga telah memiliki moda transportasi ini. Sungguh suatu kemajuan.

Memasuki gerbong kereta MRT Jakarta, rasanya tidak asing. Benar-benar seperti berada di rangkaian MRT luar negeri bahkan mungkin lebih bagus. Mungkin yang kurang adalah suara pengumuman stasiun berikutnya yang kurang jelas dan intonasinya kurang bersemangat. Walaupun demikian, terdapat layar LED di atas pintu gerbong yang menunjukkan rute dan stasiun berikutnya.

Perjalanan berlangsung cepat hingga tanpa terasa kereta MRT Jakarta telah sampai pada tujuan akhir, Lebak Bulus. Saya pun bergegas untuk berpindah platform untuk kembali ke arah Bundaran HI.