Nur Terbit
Nur Terbit Jurnalis

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Bernostalgia Ke Ballalompoa, Istana Kerajaan Gowa

3 April 2020   11:21 Diperbarui: 11 April 2020   23:21 887 3 1


Ballalompoa, Istana Raja Gowa. Dalam bahasa Makassar, Balla artinya rumah dan Lompo adalah besar (foto IST/nurterbit)
Ballalompoa, Istana Raja Gowa. Dalam bahasa Makassar, Balla artinya rumah dan Lompo adalah besar (foto IST/nurterbit)
RAJA GOWA KE-37, RAJA TANPA ISTANA. Beberapa waktu lalu, sempat heboh di negeri ini dengan munculnya sejumlah kerajaan-kerajaan. Heboh, tentu saja, karena hadir begitu mendadak, viral di medsos dan menarik perhatian publik.

Sebut saja misalnya Sunda Empire, Raja dan Ratu Sejagat, dan banyak lagi. Para sejarawan dan ahli waris atau keturunan dan kerabat kerajaan yang sudah lama eksis, lalu angkat bicara. Banyak yang menganggap, hadirnya kerajaan "dadakan" ini sebagai upaya untuk eksistensi diri oleh para pencetus kerajaan.

Tak ketinggalan pihak kepolisian, sebagai pengayom dan garda terdepan penjaga Kamtibmas di tengah masyarakat, ikut turun tangan menyelidik dan menyidik ke lokasi yang mendadak jadi kerajaan itu. 

Akhirnya terbongkarlah semua. Itu setelah para "pelaku sejarah" ini diinterogasi polisi. Ada banyak di antara mereka yang ternyata hanya raja dan ratu abal-abal. Mereka pun diseret ke dalam bui. Dianggap telah melakukan penipuan, dan tentu, bikin gaduh.

Kerajaan Gowa di Sulsel.

Kerajaan satu ini, jelas bukan abal-abal. Kerajaan Gowa, merekalah yang membangun benteng Ujungpandang (Fort Rotterdam) lalu melawan penjajah Belanda. Benteng ini juga dikenal dengan nama "Benteng Pannynyua". Pannyu dalam bahasa Makassar berarti penyu. Artinya benteng berbentuk penyu, menghadap ke laut.

Meski Kerajaan Gowa pada akhirnya dikalahkan oleh kompeni, tapi sejarah Kerajaan Gowa mencatat ada penghuni istana Ballalompoa yang tampil menjadi pahlawan. Yakni, Sultan Hasanuddin. Di mata penjajah, putra Raja Gowa ini sangat disegani. Itu sebabnya beliau digelar dengan sebutan "Ayam Jantan Dari Timur".

Video kenangan saya ini, saya buat ketika diundang oleh Raja Gowa ke-37, (alm) Maddusila Daeng Mannyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II untuk acara penobatannya. Perjalanan nostalgia ke Kerajaan Gowa sudah saya tulis di blog pribadi Nurterbit.com.

Rencana penobatan di Istana Ballalompoa (Rumah Besar, bahasa Makassar), namun batal karena terjadi bentrokan yang berakhir dengan "kerusuhan". Satpol PP Vs Perajurit Raja Gowa.

Suasana di malam hari ketika itu di kota Kabupaten Gowa, Sulsel, sempat mencekam pasca bentrokan berdarah antara prajurit Kerajaan Gowa dari kubu Raja Gowa ke-37 I Maddusila Daeng Mannyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II dengan Satpol PP anak buah Bupatu Gowa. 

Bentrok terjadi, menyusul diberlakukannya Perda No.5 Tahun 2016 tentang Lembaga Adat Daerah. Masyarakat terutama ahli waris, keluarga dan kerabat kerajaan, menolak Perda yang dibuat Bupati Gowa dan disyahkan DPRD Kabupaten Gowa tersebut. Dalam salah satu point di Perda yang jadi keberatan mereka, sebab "siapapun Bupati, akan sekaligus sebagai Raja Gowa".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2